Bitget Gandeng Sumsub untuk Melawan Penipuan Deepfake
JAKARTA - Bitget, platform pertukaran kripto yang telah memperkuat posisinya di pasar global, mengumumkan langkah strategisnya dengan bermitra dengan Sumsub, perintis dalam verifikasi identitas. Kemitraan ini merupakan respons terhadap peningkatan signifikan dalam kasus penipuan deepfake, yang telah melonjak sebesar 245% secara global dari tahun ke tahun.
Dengan visi untuk menciptakan ekosistem yang aman bagi 25 juta penggunanya, Bitget berkolaborasi dengan Sumsub untuk mengimplementasikan teknologi deteksi deepfake berbasis AI. Kolaborasi ini diharapkan dapat mengidentifikasi dan mencegah penipuan deepfake dengan tingkat akurasi yang mencapai lebih dari 99%. Menurut informasi CryptoNews, Sumsub akan menyediakan serangkaian alat verifikasi KYC, termasuk verifikasi identitas, biometrik wajah, verifikasi non-dokumen, dan validasi basis data, yang akan memperkuat pertahanan Bitget dalam menghadapi gelombang penipuan digital yang semakin canggih.
Deepfake, yang merupakan hasil dari kecerdasan buatan, telah menjadi alat yang digunakan oleh penipu untuk menciptakan konten palsu yang sulit dibedakan dari kenyataan. Dampak dari serangan deepfake ini tidak hanya terbatas pada penyebaran informasi palsu tetapi juga penipuan finansial yang merugikan. Sebagai contoh, kasus penipuan yang menimpa pengguna OKX, Fang Chang, di mana penipu berhasil mencuri 2 juta Dolar AS (sekitar Rp32 miliar) setelah mengakses informasi pribadi korban melalui pelanggaran data Telegram dan menggunakan video deepfake untuk mengubah pengaturan keamanannya.
Baca juga:
Tren penipuan yang terkait dengan AI di sektor kripto terus meningkat. Laporan Fortune mengungkapkan bahwa situs web “OnlyFake” menyediakan ID palsu yang mampu menipu proses KYC di bursa kripto. Kasus lain melibatkan Quantum AI yang menggunakan deepfake Elon Musk untuk menipu orang-orang agar percaya bahwa dia adalah pengembang utama platform tersebut, yang berujung pada tindakan keras dari Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC).
Ancaman deepfake tidak hanya terbatas pada sektor kripto tetapi juga berpotensi merambah ke industri lain seperti keuangan, perawatan kesehatan, dan pemerintahan. Laporan Sumsub menunjukkan bahwa penipuan deepfake telah meningkat secara signifikan di negara-negara yang akan mengadakan pemilihan umum pada tahun 2024, termasuk AS, India, Indonesia, Meksiko, dan Afrika Selatan. Peningkatan ini mencerminkan potensi dampak yang lebih luas dari teknologi deepfake terhadap kepercayaan publik dan integritas informasi digital.