Hamas Minta Komitmen Israel untuk Gencatan Senjata Permanen dan Penarikan Seluruh Pasukan dari Gaza
JAKARTA - Pejabat senior Hamas mengatakan pada Hari Selasa, kelompok militan itu tidak dapat menyetujui kesepakatan apa pun, kecuali Israel berkomitmen untuk gencatan senjata permanen dan penarikan seluruh pasukannya dari Jalur Gaza.
"Kami tidak dapat menyetujui perjanjian yang tidak mengamankan, menjamin, dan memastikan gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza dan menyelesaikan kesepakatan pertukaran yang benar-benar serius," kata pejabat Hamas Osama Hamdan dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, melansir Reuters 5 Juni.
Presiden Joe Biden pada Hari Jumat memaparkan apa yang ia gambarkan sebagai proposal tiga fase untuk gencatan senjata di Gaza, sebagai imbalan atas pembebasan sandera Israel, dengan mengatakan "sudah saatnya perang ini berakhir" dan memperoleh reaksi awal yang positif dari Hamas.
Fase pertama melibatkan gencatan senjata selama enam minggu, ketika pasukan Israel akan mundur dari "semua wilayah berpenduduk" di Gaza, beberapa sandera - termasuk orang tua dan wanita - akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina, warga sipil Palestina dapat kembali ke rumah mereka di Gaza dan 600 truk sehari akan membawa bantuan kemanusiaan ke daerah kantong yang hancur itu.
Dalam fase ini, Hamas dan Israel akan menegosiasikan gencatan senjata permanen yang menurut Presiden Biden akan berlangsung "selama Hamas memenuhi komitmennya."
Jika negosiasi berlangsung lebih dari enam minggu, gencatan senjata sementara akan diperpanjang, sementara negosiasi berlanjut.
Pada fase kedua, Presiden Biden mengatakan akan ada pertukaran untuk semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria, sedangkan pasukan Israel akan mundur dari Gaza dan gencatan senjata permanen akan dimulai.
Tahap ketiga akan mencakup rencana rekonstruksi besar untuk Gaza dan pengembalian "sisa-sisa terakhir" para sandera kepada keluarga mereka.
"Israel hanya menginginkan satu fase di mana ia mengambil semua sanderanya, kemudian melanjutkan agresi dan perangnya terhadap rakyat kami," kata Hamdan.
"Kami meminta mediator untuk mendapatkan posisi yang jelas dari pendudukan Israel untuk berkomitmen pada gencatan senjata permanen dan penarikan penuh," tambahnya.
Baca juga:
- 15 Ribu Anak-anak Tewas di Gaza Sejak Oktober, Korban Jiwa Warga Sipil Palestina Capai 36.550 Orang
- Korea Selatan Bakal Lanjutkan Kegiatan Militer di Sepanjang Garis Demarkasi
- Desak Kekerasan di Tepi Barat DIhentikan, Kepala HAM PBB Serukan Akuntabilitas Pembunuhan Ratusan Warga Palestina
- Indonesian Day, Perwakilan RI Dukung Pelajar New South Wales Australia Perdalam Bahasa Indonesia
Hamas sebelumnya mengatakan, mereka memandang isi proposal tersebut secara positif.
Sementara itu, Washington mengatakan pada Hari Minggu, jika Hamas menerima rencana yang diusulkan, mereka berharap Israel akan mengikutinya.
Diketahui, Qatar, yang bersama Amerika Serikat dan Mesir telah memediasi pembicaraan antara Hamas dan Israel, juga mendesak Israel untuk memberikan posisi yang jelas yang didukung oleh seluruh pemerintahnya untuk mencapai kesepakatan.