Ridwan Kamil: Jakarta Tidak Banyak Berubah Bila Ibu Kota Pindah ke IKN
JAKARTA - Kurator Ibu Kota Nusantara (IKN) M. Ridwan Kamil (RK) mengatakan dalam waktu dekat Jakarta tidak akan banyak berubah, saat Ibu Kota resmi berpindah ke Kalimantan Timur.
"Jadi, menurut saya, belum terlalu super kritis, seolah-olah IKN akan mengubah Jakarta," kata RK saat menjadi pembicara pada acara Urban Dialogue dengan tema Jakarta Menuju Kota Global: Tantangan dan Solusi di Jakarta dilansir ANTARA, Senin, 3 Juni.
Ia mengatakan, perpindahan status Ibu Kota dari Jakarta ke IKN tidak serta merta langsung mengubah kondisi Jakarta yang sudah seperti saat ini.
Menurut Kang Emil, dari pengalaman negara lain bahwa perubahan itu bisa terjadi mencapai puluhan tahun bahkan ada juga yang mencapai 100 tahun seperti Washington DC, Amerika Serikat.
"Jakarta itu tidak akan banyak perubahan dari sisi aktivitas karena Washington DC saja butuh 100 tahun. Jadi, IKN itu dalam jangka waktu lima atau 10 tahun tiba-tiba ada perubahan seperti apa yang dihayalkan. Tidak sesederhana itu," katanya.
Baca juga:
- Presiden Tugaskan Eks Kepala Otorita IKN Bambang Susantono di Bidang Kerja Sama Internasional
- Kepala OIKN Mundur, Presiden Jokowi Tetap Dijadwalkan Berkantor di IKN Juni-Juli
- Politikus PKB Sindir Target Setinggi Langit IKN: Siapa pun Kepala Otorita Pasti Gemetar Kakinya
- Bos PT RDG Airlines Indonesia Diperiksa Terkait Dugaan Suap ke Lukas Enembe
Karenanya menurut mantan Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 itu, diskusi terkait tantangan Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara baru menarik dilakukan ketika masuk pada 2030 atau 2045.
"Kalau diskusi ini terjadi pada 2030 atau 2045, kekhawatiran itu bisa dibahas lebih jauh," katanya.
Dia menyebut tantangan Jakarta lima tahun ke depan yaitu dengan tetap memperhatikan krisis iklim dan kondisi kehidupan masyarakatnya.
Apalagi, kata RK, dari data yang ada hampir 60 persen penyakit yang diderita warga Jakarta yaitu terkait permasalahan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) karena faktor udara dan polusi.
"Sekarang lima tahun ke depan Jakarta harus merespon krisis iklim dan juga kehidupan masyarakat," katanya.