Sebanyak 1,06 Juta Wistawan Mancanegara Masuk ke RI pada April 2024, Didominasi Malaysia

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan asing (wisman) mencapai 1.066.958 sepanjang April 2024.

Angka ini naik sebesar 2,41 persen month to month (mtm) jika dibandingkan pada Maret 2024, dan juga meningkat 23,23 persen secara tahunan atau year on year (yoy) jika dibandingkan April 2023.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan dari jumlah kunjungan tersebut terbagi menjadi dua yaitu sebanyak 887.302 kunjungan melalui pintu utama, dan 179.656 kunjungan masuk melalui pintu perbatasan.

“Dengan demikian secara total jumlah kunjungan wisatawan mancanegara adalah sebanyak 1.066.958 kunjungan,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin, 3 Juni.

Adapun secara kumulatif, total kunjungan wisman dari Januari hingga April 2024 mencapai 4.098.714 kunjungan atau meningkat 24,85 persen dibandingkan periode sama tahun 2023.

Selanjutnya, peningkatan kunjungan ini utamanya tercatat pada pintu bandara Ngurah Rai-Bali dan Soekarno Hatta-Banten, masing-masing meningkat sebesar 28,92 persen dan 38,31 persen.

Amalia menyampaikan kunjungan wisman hingga April 2024 ini merupakan kunjungan wisman tertinggi selama 4 tahun terakhir atau sejak 2020.

Wisman yang berkunjung ke Indonesia selama April 2024 didominasi oleh wisman yang berasal dari Malaysia yakni mencapai 170,64 ribu kunjungan atau 15,99 persen, Australia sebanyak 127,07 ribu kunjungan atau 11,99 persen, Tiongkok sebesar 85,96 ribu kunjungan atau 8,06 persen dan Singapura sebanyak 81,23 ribu kunjungan atau 7,61 persen.

Sementara jumlah perjalanan wisatawan nasional (wisnas) pada April 2024 mencapai 756,02 ribu perjalanan atau naik sebesar 9,28 persen jika dibandingkan dengan Maret 2024 (mtm) dan naik 33,13 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (yoy).

"Malaysia menjadi negara tujuan utama wisnas yang paling diminati di bulan April 2024 (33,1 persen) diikuti negara Singapura (16,33 persen), Arab Saudi (10,65 persen), dan Tiongkok (5,44 persen)," jelasnya.