Dengan 'Restu' Luhut, Bukit Asam Ekspor 1,5 Juta Ton Batu Bara ke China
JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan kenaikan volume penjualan batu bara perseroan pada 2021. Rencana penjualan ini cukup tinggi dibanding 2020, hal ini karena bisnis dan industri di dalam maupun luar negeri sudah mulai bangkit kembali. Sehingga mendorong permintaan batu bara.
Direktur Niaga Bukit Asam Adib Ubaidillah mengatakan pada 2021, Bukit Asam akan tetap mengekspor batu bara ke Jepang, Taiwan, dan Malaysia. Selain itu, perseroan juga menjajaki kemungkinan ekspor ke negara baru, yaitu Chili di Amerika Selatan.
Sementara itu, kata Adib, volume ekspor batu bara ke China tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020. Pada Januari 2021 lalu, BUMN pertambangan ini telah menandatangi perjanjian penjualan batu bara ke China sebesar 1,5 juta ton.
Baca juga:
- Laba Bukit Asam Merosot Jadi Rp2,4 Triliun, Dirut: Alhamdulillah Cukup Menggembirakan
- [BISNIS] Mardani H. Maming | Tentang Relasi Bisnis dan Politik juga Sebaliknya
- Presiden Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Efek Serbuan Barang Murah China yang Berujung Tagar #SellerAsingBunuhUMKM?
- Kejagung Sita 23 Ribu Hektare Tambang Nikel Milik Tersangka Korupsi Asabri Heru Hidayat
"Kami telah tanda tangan perjanjian untuk penjualan batu bara ke China di depan Pak Luhut Pandjaitan pada Januari 2021, ada 1,5 juta ton," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat, 12 Maret.
Adib mengatakan volume ekspor tersebut 15 persen lebih besar dari tahun 2020. Sebab tahun lalu permintaan batu bara dari China terganggu seiring dengan adanya pandemi COVID-19 yang mengganggu kinerja industri.
Lebih lanjut, dia berujar, tahun 2020 permintaan cukup turun di China. Meski begitu, bila dilihat secara keseluruhan, ekspor batu bara dari China sejak tahun 2019 mengalami peningkatan 15 persen setiap tahunnya.
"Jadi untuk China ada peningkatan buat ekspor. Penjualan batu bara ke China ini diinisiasi oleh APBI (Assosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia)," ucapnya.