Mantan Eksekutif FTX, Ryan Salame, Dihukum 7,5 Tahun Penjara
JAKARTA – Ryan Salame, mantan co-CEO FTX Digital Markets, anak perusahaan FTX yang berbasis di Bahama, telah dijatuhi hukuman penjara selama 90 bulan. Keputusan ini diumumkan oleh Damian Lewis, Jaksa Amerika Serikat untuk Distrik Selatan New York, kemarin.
Salame sebelumnya mengaku bersalah atas dua tuduhan serius yaitu konspirasi untuk membuat kontribusi politik ilegal dan menipu Komisi Pemilihan Federal, serta konspirasi untuk menjalankan bisnis pengiriman uang tanpa izin. Hakim Distrik AS Lewis A. Kaplan menjatuhkan hukuman ini setelah proses pengadilan yang berlangsung intens.
Penjatuhan Hukuman yang Membuat Heboh
Menurut siaran pers resmi, Salame menjabat sebagai co-CEO FTX Digital Markets dari tahun 2019 hingga 2021. Tim kuasa hukumnya berpendapat bahwa Salame seharusnya dijatuhi hukuman tidak lebih dari 18 bulan penjara. Mereka memohon keringanan hukuman dengan alasan bahwa Salame adalah eksekutif FTX pertama yang memberi tahu otoritas Bahama tentang potensi penipuan pada akhir 2022, tepat sebelum perusahaan tersebut mengajukan kebangkrutan.
Namun, otoritas pembebasan bersyarat AS merekomendasikan hukuman yang lebih berat – hukuman penjara 10 tahun. Ini menunjukkan seriusnya pelanggaran yang dilakukan oleh Salame dan dampaknya terhadap kepercayaan publik terhadap pemilu Amerika dan integritas sistem keuangan.
Baca juga:
Tuduhan Terhadap Salame
Berkas dan pernyataan selama proses pengadilan mengungkapkan bahwa Salame bekerja sama dengan Sam Bankman-Fried dan pihak lain untuk menjalankan bisnis pengiriman uang tanpa izin. Mereka menggunakan FTX, Alameda Research, dan “North Dimension” untuk mentransfer dana pelanggan tanpa izin yang tepat.
Selain itu, Salame diduga membuat pernyataan palsu kepada bank-bank AS untuk mempertahankan aktivitas ilegal ini. Sejak sekitar tahun 2020, Salame, Bankman-Fried, dan eksekutif FTX Nishad Singh berkonspirasi untuk menyumbangkan kontribusi kampanye dengan cara yang menyembunyikan keterlibatan SBF.
Lebih dari 300 kontribusi politik ilegal dilakukan, mencapai puluhan juta dolar. Kontribusi ini bertujuan untuk meningkatkan reputasi Bankman-Fried di Washington, D.C., serta visibilitas FTX dan mendapatkan dukungan dari kandidat yang menguntungkan kepentingan mereka. Sayangnya, tindakan ini melibatkan pelaporan yang tidak benar kepada Komisi Pemilihan Federal.
Konsekuensi Substansial
Berdasarkan informasi CryptoPotato, selain hukuman penjara, mantan eksekutif FTX berusia 30 tahun ini akan menjalani tiga tahun pengawasan setelah pembebasan. Dia juga dikenai denda lebih dari 6 juta Dolar AS dan diperintahkan untuk memberikan restitusi yang melebihi 5 juta Dolar AS.
Awal tahun ini, Sam Bankman-Fried sendiri menerima hukuman penjara 25 tahun setelah dinyatakan bersalah menggunakan miliaran dolar dari deposito pelanggan untuk menutupi investasi berisiko yang dilakukan oleh hedge fund-nya, Alameda Research.
Dengan penjatuhan hukuman ini, kepercayaan publik terhadap integritas sistem keuangan dan pemilu semakin ditegaskan. Industri kripto harus memperhatikan konsekuensi substansial bagi pelanggaran hukum yang merusak kepercayaan dan integritas.