Louis Vuitton: Kecerdasan Buatan untuk Melengkapi, Bukan Menggantikan Tenaga Kerja Manusia

JAKARTA - Saat ini terdapat kekhawatiran luas bahwa kecerdasan buatan (AI) akan menggantikan manusia. Namun sebenarnya hal itu tidak dimaksudkan untuk menggantikan tetapi untuk melengkapi para ahli manusia seperti diktakan oleh Moët Hennessy Louis Vuitton (LVMH).

Menurut Axel de Goursac, direktur AI Factory di LVMH, konglomerat mewah multinasional Prancis ini bertujuan menggunakan algoritma AI untuk melengkapi kerja para pekerja manusia, .

“Kami tidak ingin menggantikan tetapi meningkatkan manusia dengan kecerdasan buatan...” kata Goursac dalam pidatonya di Viva Tech Paris 2024.

Komentar ini membawa kelegaan bagi para pekerja yang khawatir tentang masa depan distopian di mana sistem AI mengotomatisasi dan mengambil alih sebagian besar pekerjaan manusia, dan menjadikan tenaga kerja biologis usang.

Namun, menurut konglomerat produk barang mewah ini, hal itu tampaknya tidak mungkin terjadi, karena manusia akan tetap berada di pusat proses kreatif dalam industri barang mewah. 

“Proses kreatif masih manusiawi tetapi AI generatif dapat melengkapi proses tersebut,” kata Goursac. 

Salah satu aplikasi utama algoritma AI generatif di LVMH adalah mempercepat dan mengurangi biaya dalam membawa produk baru ke pasar.

Seperti LVMH, Robin Li, salah satu pendiri dan CEO Baidu, mengharapkan perkembangan kecerdasan umum buatan (AGI) dapat menyelesaikan kekhawatiran terkait penurunan populasi saat ini.

“Jika AI menjadi sepintar manusia, kita memecahkan masalah manusia […] AGI generatif dapat memiliki produktivitas dari satu miliar orang. Siapa yang akan mencapainya pertama kali saya tidak tahu, tetapi kehidupan semua orang akan meningkat,” kata Li dalam pidatonya di Viva Tech Paris.

Komentar ini muncul di tengah meningkatnya minat investor pada AI, hanya beberapa hari sebelum perusahaan Elon Musk mengamankan pendanaan Seri B sebesar 6 miliar dolar AS. Pendanaan ini bertujuan untuk memposisikan chatbot Grok sebagai pesaing ChatGPT pada akhir 2024.

Putaran 6 miliar dolar AS ini menandai tonggak penting bagi xAI, meningkatkan valuasinya menjadi 24 miliar dolar AS hanya 11 bulan setelah peluncuran perusahaan pada Juli 2023.

LVMH Mengembangkan ChatGPT Versi Internal

LVMH telah membuat kemajuan dalam mengembangkan sistem AI internal mereka sendiri. Pada awal 2024, LVMH meluncurkan MaIA, chatbot AI internal dengan fitur privasi, yang didasarkan pada model GPT-4 dari OpenAI.

Untuk meningkatkan pendidikan AI internal, LVMH melatih 1.500 karyawan dalam penggunaan AI selama tahun 2023. Jumlah ini diharapkan meningkat menjadi lebih dari 10.000 karyawan dalam beberapa tahun mendatang.

Chatbot AI internal MaIA dikembangkan bekerja sama dengan Institute for Human-Centered Artificial Intelligence di Universitas Stanford.