Inggris Kembangkan Senjata Gelombang Radio untuk Jatuhkan Kawanan Drone
JAKARTA - Pejabat senior pertahanan Inggris mengungkapkan, pemerintah negara itu sedang mengembangkan senjata gelombang radio yang dapat menghancurkan ancaman drone yang datang.
Itu adalah Senjata Energi Terarah Frekuensi Radio (RFDEW) yang menembakkan gelombang radio untuk mengganggu atau merusak komponen elektronik penting pada drone musuh.
Senjata mutakhir ini, yang sedang dikembangkan untuk angkatan bersenjata Inggris, dapat digunakan untuk menargetkan drone darat, udara, dan laut, serta untuk menjatuhkan kawanan kendaraan tak berawak tersebut.
"Perkembangan seperti RFDEW tidak hanya menjadikan personel kami lebih mematikan dan lebih terlindungi di medan perang, namun juga menjadikan Inggris sebagai pemimpin dunia dalam peralatan militer inovatif," kata Wakil Menteri James Cartlidge, melansir The National News 16 Mei.
"Perang di Ukraina telah menunjukkan kepada kita pentingnya mengerahkan sistem tanpa awak, namun kita juga harus mampu mempertahankan diri dari serangan tersebut," lanjutnya.
"Seiring dengan peningkatan belanja pertahanan kami di tahun-tahun mendatang, Strategi Drone Pertahanan kami akan memastikan kami berada di garis depan dalam evolusi peperangan ini," tandasnya.
Rincian senjata baru tersebut, dengan jangkauan hingga 1 km, muncul setelah Perdana Menteri Rishi Sunak berjanji untuk meningkatkan belanja pertahanan Inggris menjadi 2,5 persen dari produk domestik bruto pada tahun 2030.
Sistem RFDEW dapat dipasang pada kendaraan militer, menggunakan sumber daya bergerak untuk menghasilkan gelombang energi frekuensi radio dalam pancaran sinar yang menembakkan tembakan berurutan ke satu sasaran, atau dapat diperluas untuk mencapai serangkaian sasaran.
Senjata ini sedang dikembangkan oleh tim gabungan dari Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan (DSTL) dan Peralatan & Dukungan Pertahanan, yang bekerja sama dengan industri Inggris di bawah Project Hersa.
Baca juga:
- Khamenei Pastikan Penjabat Presiden Mokhber Lanjutkan Kebijakan Raisi Mengenai Palestina
- Gubernur Jenderal Sebut Teheran Siap Gelar Pemakaman Presiden Raisi, Utusan Rusia hingga Turki Direncanakan Hadir
- Sebut Presiden Baru Taiwan "Memalukan", Menlu Wang Yi: Tidak Ada yang Bisa Menghentikan Reunifikasi
- Ayatollah Ali Khamenei Pimpin Salat Jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Seluruh Korban di Universitas Teheran
Kepala eksekutif DSTL Paul Hollinshead mengatakan, "Sistem pengubah permainan ini akan memberikan keuntungan operasional yang menentukan bagi angkatan bersenjata Inggris, menyelamatkan nyawa dan mengalahkan ancaman mematikan."
"Kemampuan kelas dunia seperti ini hanya mungkin terjadi berkat penelitian, keahlian dan investasi selama puluhan tahun di bidang sains dan teknologi di DSTL dan mitra kami di industri Inggris," jelasnya.
Rencananya, sistem persenjataan baru ini akan menjalani pengujian ekstensif dengan tentara Inggris selama musim panas.