Ketika Isu Transgender Bikin Jagat Tinju Kebingungan
JAKARTA – Ranah tinju di Amerika Serikat saat ini semakin riuh dengan isu transgender. Dimulai dengan kebijakan otoritas tinju Negeri Paman Sam yang mengizinkan petinju dengan status transgender, berlaga di atas ring.
Dua tahun lalu, gagasan untuk mengadopsi aturan baru soal kelayakan transgender berkompetisi di ajang olaraga sebenarnya sudah dimulai. Reaksi yang muncul lebih banyak penolakan, dan semakin kencang ketika aturan baru tersebut secara resmi dibukukan pada 2024.
Keberatan yang diumbangkan bukan soal kesetaraan gender, namun lebih pada terapi hormon yang digunakan seseorang yang beralih kelamin dari laki-laki ke perempuan. Dalam olahraga apapun, penggunaan hormon yang berkaitan dengan maskulinitas sangat dilarang.
“Saya biasanya menghindari isu-isu politik dalam olahraga, namun kali ini saya harus bicara. Saya sangat mendukung prinsip olahraga untuk siapa saja, semua kalangan. Namun ketika berkaitan dengan isu transgender perempuan, ini dapat mematahkan semangat dan mencederai nilai-nilai olahraga,” kata petinju wanita AS, Mikaela Meyer, yang berkompetisi di Olimpiade Rio 2016.
“Masalahnya tak lain soal penggunaan hormon dan zat-zat terlarang. Selama ini penggunaan hormon yang berhubungan dengan peningkatan performa sangat dilarang, bahkan menggunakan sunblock pun tak boleh. Tapi sekarang otoritas negara melegalkan terapi hormon sepenuhnya untuk transgender perempuan. Apakah ini adil?” ujar Meyer lagi, dikutip The Ring.
Petinju Transgender Pertama
Sejauh ini di ring tinju AS ada satu petinju profesional yang transgender, dia bernama Patricio Manuel. Dia merupakan transgender pertama yang menjadi petinju profesional di AS. Transgender asal Santa Monica, California berusia 38 tahun itu lahir sebagai perempuan dengan nama Patricia Manuel. Tahun 2012 dia sempat ikut seleksi tim tinju AS untuk Olimpiade London, namun gagal lolos.
Gagal ke Olimpiade langsung mengubah haluan Manuel. Tahun 2013 dia mulai mengonsumsi hormon-hormon maskulinitas, sebelum akhirnya melakukan operasi kelamin di Salt Lake City, Utah pada 2014.
Debut tinju profesional Manuel dimulai pada 2018, dengan bergabung di Golden Boy Promotions. Dia semakin populer setelah kerap diundang sebagai pembicara di berbagai forum LGBTQ, dan dikontrak peralatan tinju Everlast.
Prestasi Manuel di ring tinju belum dapat dibanggakan. Dari empat kali naik ring, yang semua menghadapi petinju pria, dia tiga kali menang angka dan sekali kalah KO. Semua duelnya hanya digelar dalam 4 ronde. Dalam laga terakhirnya yang digelar di Indio, Cailfornia pada 4 April 2024 Manuel kalah KO hanya dalam 21 detik dari Joshua Brian Reyes.
“Saya sebenarnya masih bingung, namun kondisi seperti ini adalah fakta yang harus diterima,” kata Manuel.
Menurut dokter saraf dari Komisi Atletik New York, Nitin Sethi, legalisasi transgender terjun ke tinju profesional dilakukan secara gegabah.
Baca juga:
“Menentukan kelayakan gender pria tidak sekedar mencocokkan kadar testosteron. Prosesnya jauh lebih rumit, dan testosteron bukanlah satu-satunya ukuran untuk menentukan kelayakan seorang transgender perempuan bersaing dengan pria asli dalam tinju,” kata Sethi.
Keputusan untuk menerima transgender dalam tinju amatir maupun profesional, menurut Sethi masih harus melalui proses yang panjang dengan banyak pertimbangan.