Kemenperin Fasilitasi Empat Industri Unjuk Gigi di WWF ke-10 Bali
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) turut memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan internasional World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.
Dukungan ini ditujukan oleh Kemenperin dengan memfasilitasi empat perusahaan binaan Direktorat Jenderal Industri Agro untuk mengisi booth expo yang terletak di Kintamani Lobby Nusa Dua (KN02), Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Adapun empat perusahaan yang difasilitasi, yakni PT Bali Agung Waters, PT Bentoel Prima, PT Langgeng Kreasi Jayaprima dan PT Amerta Indah Otsuka.
"Pada gelaran WWF ke-10 ini, Kemenperin turut berpartisipasi dalam expo dan fair. Kami memfasilitasi sejumlah pelaku industri untuk menampilkan inovasinya terkait upaya pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan," ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa, 21 Mei.
PT Amerta Indah Otsuka mengusung inovasinya yang dinamakan Otsuka Blue Planet. Ini merupakan wujud penerapan digitalisasi atau berbasis teknologi industri 4.0 dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja produksi dan pengolahan air yang berhasil menurunkan limbah produksi.
Berikutnya, PT Bentoel Prima (BAT Group) menampilkan inisiatif pengelolaan sumber daya air melalui tema Save the Drop, yang membagikan konsep praktik terbaik dalam daur ulang limbah air, konservasi air dan efisiensi penggunaan air.
Kemudian, PT Langgeng Kreasi Jayaprima memamerkan penggunaan sistem digitalisasi 4.0 untuk mengontrol dan monitoring teknologi filterisasi menjadi lebih maksimal.
Penggunaan teknologi tersebut berhasil melakukan efisiensi penggunaan sumber daya air sebesar 80 persen (dari 11 menjadi dua liter air). Perusahaan juga menjaga keberlangsungan ketersediaan air melalui kerja sama perusahaan dengan Yayasan Bambu Lestari sejak perhelatan G20 pada 2022 di Bali untuk penanaman bambu dan agroforestry.
Sementara itu, PT Bali Agung Waters menunjukkan teknologi penggunaan sumber air dari Gunung Agung yang mengalir bebas, sehingga tidak merusak akuifer dan ekosistem. Sumber daya air yang tidak digunakan untuk produk, dikembalikan ke jaringan irigasi Subak.
Produk air minum dalam kemasan yang dihasilkan telah tersertifikasi sebagai air mineral alami, sehingga tidak ada penambahan zat kimia apapun ke dalam produk.
Putu menilai, kegiatan expo ini bisa menjadi ajang edukasi bagi masyarakat umum terkait tentang isu air maupun kegiatan 10th World Water Forum.
"Kami juga berharap adanya pertukaran pengetahuan atau diskusi untuk mendorong kemitraan dalam upaya menciptakan Water for Shared Prosperity," katanya.
Baca juga:
Selain memfasilitasi industri pada expo tersebut, kata Putu, Kemenperin juga memfasilitasi pelaku industri binaannya menampilkan produk unggulan dengan mengisi empat booth fair yang terletak di Tsunami Shelter Plaza Kuta. Adapun luasan masing-masing booth sekitar 4×2 meter, yang terdiri dari tiga booth kategori culinary serta satu booth kategori art and craft.
Diketahui, pelaksanaan WWF ke-10 dihadiri delapan kepala negara dan 105 menteri. Selain itu, sebanyak 132 negara dan organisasi internasional, dengan jumlah peserta diperkirakan mencapai sekitar 46.000 orang akan hadir di KTT WWF ke-10.
Forum Air Dunia ini mengusung tema besar Water for Shared Prosperity atau air untuk kemakmuran bersama, yang diharapkan akan memberikan berbagai manfaat politik bagi Indonesia, mulai dari peningkatan pengaruh internasional hingga peluang untuk memperkuat diplomasi dan kerja sama di sektor air.