WWF ke-10 di Bali, AHY: Komitmen Bangsa Dunia Cari Solusi Permasalahan Air
NUSA DUA - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bercerita bahwa kegiatan internasional World Water Forum ke-10 di Bali, sangat penting bagi negara-negara di dunia, khususnya Indonesia.
"Ini sebuah forum yang sangat terhormat WWF ke-10, yang mana Indonesia menjadi hostnya (tuan rumah) bertempat di Bali tahun 2024 ini dengan kampanye global untuk dunia, air untuk kesejahteraan bersama, air untuk kemakmuran bersama, water for shared prosperity," ujar AHY saat ditemui wartawan di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Senin, 20 Mei.
AHY menilai, kegiatan WWF menjadi komitmen bersama bangsa-bangsa dunia untuk mencari solusi terkait permasalahan air.
"Yang jelas kami sama-sama memiliki komitmen, bangsa-bangsa sedunia dari berbagai latar belakang. Tentunya dari para pemimpin tingkat tertinggi, kepala pemerintahan, kepala negara, termasuk juga tingkat kabinet, para menteri, lembaga-lembaga baik pemerintahan maupun non pemerintahan. Termasuk, dari kalangan dunia usaha dan akademisi," katanya.
"Yang jelas sekali lagi harus hadir optimisme, tapi juga sense of urgency yang harus dibangun oleh kami semua dan Indonesia harus menjadi salah satu yang terdepan karena air ini semakin lama semakin tinggi nilainya. Karena jumlahnya juga terbatas," sambungnya.
Meskipun sebanyak 75 persen permukaan bumi diisi oleh air, AHY menilai, jumlah air yang benar-benar bisa dikonsumsi semakin sedikit. Termasuk, juga untuk sanitasi yang kini jumlahnya sangat terbatas.
"Oleh karena itu, yang ada kami jaga bersama. Jangan sampai terkontaminasi oleh polusi dan kami tahu bahwa dampak dari krisis iklim ini luar biasa dahsyatnya," ucap dia.
Menurut dia, bila permasalahan air ini tak segera diminimalisir, nantinya dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap produksi pertanian di Tanah Air.
Baca juga:
Padahal, lanjut dia, tanpa air tidak ada produksi pangan yang mencukupi. Sehingga bisa menyebabkan terjadinya instabilitas karena penduduk yang semakin bertambah akan terus mencari sumber daya pangan.
"Kami harus mencari solusinya bersama, tidak ada kata terlambat. Kami harus dengan penuh kesadaran ingin berbagi cerita dan pengalaman the best practice antar sesama bangsa di dunia dan kami berharap anak cucu kami tidak menanggung apa yang tidak kami lakukan hari ini," imbuhnya.