70 Persen Warga Badui Alami Penyakit Kulit, ISPA dan Maag
JAKARTA - Warga Badui menjalani pemeriksaan kesehatan gratis pada kegiatan Seba Badui yang berlangsung di Gedung Negara Provinsi Banten, Sabtu, 18 Mei. Hasil pemeriksaan, 70 persen warga Badui menderita penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dan maag.
"Hampir 70 persen warga menderita penyakit kulit, penyakit kulit tapi disertai dengan ISPA sisanya ada maag yang diakibatkan karena mereka telat makan jadi perutnya perih," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, dikutip dari ANTARA, Minggu, 19 Mei.
Ati Pramudji juga mengatakan, antusias masyarakat Badui sangat luar biasa dalam mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis ini.
"Kita sudah menyiapkan sebanyak tiga dokter dan tiga perawat, dan antusias masyarakat Badui luar biasa itu artinya kesadaran mereka akan pentingnya kesehatan sudah masuk kepada diri mereka," katanya.
Selain itu, Ati mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dan Puskesmas di wilayah setempat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan detail terkait penyakit yang diderita oleh warga Badui ini.
"Kenapa mereka banyak yang menderita penyakit kulit jadi kita akan pemeriksaan kondisi lingkungannya termasuk bagaimana akses sanitasi air bersih di sana, karena ini penting sekali ketika sekarang diobati tetapi lingkungannya tidak terjadi perbaikan maka tetap saja," katanya.
Baca juga:
- Tidak Kunjung Sembuh Meski Keluar Masuk RS Jiwa, Anak Bacok Kepala Bapak Sampai Tewas
- ODGJ Ngamuk Saat Perekaman e-KTP di Cilangkap, Petugas Cari Akal Foto Bersama
- Bank BTN Diboikot, Massa Bakar Ban karena Kecewa Banyak Uang Nasabah Hilang
- Buang Bayi 5 Bulan di Kali Bendungan Hilir, Pasangan Selingkuh Takut Ketahuan Istri Sah
Sementara itu warga Suku Badui, Usman, mengaku telah mengecek kondisi kesehatannya karena mengeluh sakit perut di bagian ulu hati.
"Sakit di bagian perut, katanya enggak boleh kebanyakan minum kopi," katanya.
Diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan, rupanya keluhannya disebabkan oleh penyakit maag.
Dirinya mengaku merasa terbantu dengan adanya posko kesehatan gratis ini. Hal ini karena di kampung halamannya di Desa Kanekes, untuk berobat saja menghabiskan perjalan yang cukup memakan waktu lama.
"Terbantu, soalnya kalau disana mau berobat lumayan jauh, ke Puskesmas itu sekitar 50 kilometer lebih dari Kampung saya," katanya.