10 Maret dalam Sejarah: Berdirinya Kota Bekasi yang Diawali Demonstrasi 40 Ribu Orang

JAKARTA - Hari ini, tepatnya 10 Maret, Bekasi memeringati hari jadi ke-24. Bekasi adalah sebuah wilayah administratif di Provinsi Jawa Barat yang sangat dekat dengan Jakarta. Bekasi memiliki sejarah panjang hingga akhirnya bisa berdiri sebagai kesatuan yang mandiri. Berikut sejarah singkatnya.

Berdirinya Kota Bekasi berawal dari demonstrasi 40 ribu rakyat di alun-alun Bekasi pada 17 Februari 1950. Mereka berunjuk rasa untuk menyatakan bahwa rakyat Bekasi setia berdiri di belakang pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Para demonstran juga memberi usul pada pemerintah pusat untuk merombak pemetaan daerah-daerah Bekasi tempo dulu, termasuk kampung-kampungnya.

Mereka meminta Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi. Akhirnya, berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 1950, terbentuklah Kabupaten Bekasi.

Dikutip dari situs resmi pemerintah daerah Jawa Barat, Kabupaten Bekasi terdiri dari empat wilayah kewedanaan, 13 kecamatan, dan 95 desa. Kemudian, pada 1960, kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke Bekasi.

Kabupaten Bekasi kemudian dimekarkan menjadi Kota Administratif Bekasi berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981. Peraturan itu menghimpun Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Bekasi Utara ke dalam wilayah administratif Kota Bekasi.

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada 20 April 1982, dengan Wali Kota Pertama dijabat oleh H. Soedjono. Kota Administratif Bekasi terus bergerak.

Pertumbuhan penduduk cukup tinggi dan roda perekonomian semakin berputar kencang. Status Kota Administratif Bekasi lalu ditingkatkan menjadi Kotamadya melalui UU Nomor 9 Tahun 1996. Menteri Dalam Negeri Yogi Sowardi Memet menerbitkan surat keputusan Kotamadya Bekasi bertanggal 10 Maret 1997.

Ingin gabung DKI Jakarta

Kota Bekasi masuk dalam Provinsi Jawa Barat. Namun letak geografisnya yang lebih dekat dengan DKI Jakarta membuat Kota Bekasi menjadi daerah urban bagi para pekerja Ibu Kota.

Dalam perkembangannya, wacana penggabungan Kota Bekasi ke DKI Jakarta sempat mencuat. Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan APBD kotanya kala itu belum mencukupi kebutuhan pembangunan. Wacana itu makin jadi.

"Yang jelas, (dengan gabung DKI), kita berharap bahwa dari sisi kesejahteraan bisa lebih besar lagi," ujar Tri, mengutip Kompas, Jumat, 23 September.

Sebelum wacana ini mencuat, Wali Kota Bogor Bima Arya membentuk Provinsi Bogor Raya. Bogor Raya terdiri dari spuluh kabupaten/kota: Kabupaten Bogor, Bogor Barat, Bogor Timur, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyatakan, kalau bisa memilih, ia ingin Bekasi bergabung dengan Jakarta. Rahmat Effendi memiliki beberapa alasan mengapa Bekasi lebih cocok bergabung dengan Jakarta.

"Secara kultur, Bekasi lebih identik dengan Jakarta. Budayanya, bahasanya Betawi, sukunya Betawi, polresnya ke Polda Metro Jaya, kodimnya ke Jayakarta. Hanya administratifnya saja (yang terpisah dari Jakarta)," ujar Rahmat Effendi.

Wacana ini juga disambut oleh pihak DPRD Kota Bekasi dan mayoritas warganya. Namun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak berkomentar atas wacana itu.

SEJARAH HARI INI Lainnya