Peneliti Unand Nilai Banjir Bandang Sumbar Diduga Akibat Pohon Tumbang di Hulu Sungai Batang Anai
SUMBAR - Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) bersama Pusat Tanggap Darurat kampus tersebut menduga penumpukan material pohon tumbang di bagian hulu sungai Batang Anai menjadi penyebab banjir bandang.
"Banjir bandang ini diperkirakan akibat adanya tumpukan material pohon tumbang di lembah sungai di bagian hulu Batang Anai," kata perwakilan PSB Unand Prof Febrin Anas Ismail di Padang, Jumat 17 Mei, disitat Antara.
Febrin Anas menjelaskan, tumpukan material pohon tumbang di bagian hulu sungai lama kelamaan membentuk bendungan alam. Getaran gempa vulkanik dari Gunung Marapi disertai curah hujan yang tinggi, diduga kuat sebagai pemicu runtuhnya bendungan alam tersebut.
Bendungan alam yang roboh tersebut kemudian meluncur deras menjadi banjir bandang atau yang lebih dikenal dengan sebutan galodo oleh masyarakat Minangkabau.
Baca juga:
- Kantor Polisi di Malaysia Diserang Pria Terafiliasi Jemaah Islamiyah, 2 Petugas Tewas Ditembak di Pipi dan Bahu
- Ketua Komisi I DPR: Draft RUU Penyiaran Belum Ada
- Akui Cabuli Sepupu di Proses Rekrutmen Jadi Polisi, Pria di Florida Terancam Penjara Seumur Hidup
- JK Nilai Dakwaan Kerugian Negara Eks Dirut Pertamina Murni Masalah Bisnis
Studi kemasyarakatan yang dilakukan para akademisi dari kampus tertua di luar Pulau Jawa tersebut berhasil mengungkap sejumlah fakta. Pertama, kemiringan dasar sungai Batang Anai tergolong terjal. Hal itu terlihat dari kecepatan air yang relatif tinggi saat kondisi normal.
Kedua, limpahan yang terjadi akibat penyumbatan pada daerah jembatan dan penyempitan alur sungai. Loncatan pada alur yang berkelok terjadi karena pengurangan kapasitas alur sungai sekaligus adanya pengendapan material angkutan.
Selain itu, tim peneliti Unand juga menemukan belum diterapkannya sempadan sungai. Sebagai contoh, masih banyak ditemukan bangunan yang berada di pinggiran sungai.
Tim Unand juga telah menyusun beberapa saran yang ditujukan kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional dan Balai Wilayah Sungai Sumatera V Sumbar.
Rekomendasi itu yakni pembangunan sabo-dam di hulu sungai, pembangunan pengontrol kemiringan dasar sungai agar kecepatan air normal, mengembalikan fungsi jalan nasional hingga membuat peraturan tentang sempadan Sungai Batang Anai.