PDIP Ragukan Klaim Prabowo Tinggalkan Gaya Militer Saat Pimpin Pemerintahan
JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat tak yakin presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto akan meninggalkan gaya militer saat memimpin pemerintahan.
Hal ini disampaikannya menanggapi pernyataan Prabowo ketika bicara di Qatar Economic Forum 2024 pada Rabu, 15 Mei. Menteri Pertahanan itu menyebut sudah keluar dari satuan militer selama puluhan tahun sehingga tak relevan mengaitkannya dengan gaya kepemimpinan militer.
“Kami mengikuti Pak Prabowo menyampaikan bahwa gaya kepemimpinannya berbeda dengan mentornya, yaitu Pak Jokowi. Ya, kita akan melihat gaya kepemimpinan asli Pak Prabowo seperti apa,” kata Djarot kepada wartawan di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Mei.
Djarot bilang karakter seseorang tak mungkin bisa berubah semudah itu begitu juga dengan Prabowo. Katanya, meski sudah berada di luar militer selama 25 tahun tapi kebiasaan tentu tak mungkin hilang begitu saja.
“Bagaimana pun juga gaya kemiliteran sudah tertanam di dalam dirinya. Pertanyaan kita adalah, apakah demikian mudah seseorang itu bisa berubah watak dan karakternya,” tegasnya.
Lebih lanjut, eks Gubernur DKI Jakarta ini bilang tak ada yang salah dengan karakter seorang militer karena mereka dididik disiplin, royal, patriotik, dan fokus. Tapi, akan jadi masalah jika mereka menggunakan kebiasaannya untuk memimpin dengan penuh intimidasi.
“Yang tidak bagus adalah apabila menggunakan kekuatan-kekuatan yang seperti rezim orde baru untuk membungkam, untuk mengintimidasi, untuk melarang, membatasi, dan sebagainya,” ujar Djarot.
“Tapi zaman sekarang hal seperti itu sulit untuk dilakukan. Jadi mudah-mudahan kita lihat saja,” sambungnya.
Baca juga:
Prabowo dalam forum internasional Qatar Economic Forum 2024 mengatakan pendekatan sebagai pemimpin rakyat dan komando prajurit berbeda. Lagipula, dia sudah tak lagi aktif sebagai militer sehingga gaya-gaya itu tak akan digunakan saat memimpin Indonesia.
“Saya sudah keluar dari militer selama mungkin lebih dari 25 tahun. Jadi tidak relevan (mengaitkan saat ini dengan latar kepemimpinannya di militer, red). Jadi ini tidak ada hubungannya,” katanya dalam kegiatan tersebut.