Kisah Vincent Kompany yang Gagal Kelola Dua Bar, Rugi Rp39,9 Miliar
JAKARTA - Sebagian besar pesepak bola top dibayar dengan gaji mingguan yang sangat tinggi. Gaji tersebut seringkali dihabiskan untuk segala hal, mulai dari beli supercar dan rumah mewah hingga liburan mewah.
Namun, beberapa di antaranya memilih untuk menghabiskan uang mereka untuk sesuatu yang kembali menghasilkan uang seperti memiliki bar atau restoran. Salah satunya, Vincent Kompany.
Mantan kapten Manchester City memutuskan untuk menginvestasikan sebagian dari kekayaannya untuk menjalankan bisnis bar mewah bernama Good Kompany. Kompany menyadari, meksi dibayar mahal oleh City, tidak ada yang mampu melawan hukum alam ketika dia menua.
Itulah alasan mengapa sebagian besar pemain sepak bola cenderung membuat rencana akan apa yang mereka lakukan setelah gantung sepatu.
Tapi, bagi Kompany, membagi waktu antara bermain di sepak bola papan atas dan 'kerja sampingan' di bar ternyata tidak mudah.
Baca juga:
Dia membuka dua bar jelang Piala Dunia 2014, tetapi mereka tutup setahun kemudian. Ya, Kompany termasuk orang yang gagal mengelola bisnisnya.
Dua bar milik Kompany yang berlokasi di Antwerp dan Brussel bangkrut dan mengalami kerugian hingga 2 juta poundsterling (Rp39,9 miliar) menyusul kurangnya pelanggan.
Padahal, jika saja bisnis Kompany berhasil, bar atau restoran dapat berubah menjadi hotspot kota yang menarik pelanggan terkenal maupun non-terkenal.
Seperti pub milik Frank Lampard, The Pig's Ear misalnya. Pub ini adalah tempat favorit beberapa mantan rekan setim Lampard di Chelsea, termasuk pemenang Liga Champions Gary Cahill.