Dua Dekade Tanpa Identitas, Mayat Remaja Perempuan Korban Pembunuh hampir 55 Tahun Silam Berhasil Diidentifikasi
JAKARTA - Kepolisian New York (NYPD), Amerika Serikat berhasil mengidentifikasi jasad remaja perempuan korban pembunuhan lebih dari 50 tahun silam, setelah dua dekade tanpa identitas sejak ditemukan pada Februari 2023 silam, berkat cincin berukir.
Pekerja yang tengah mengerjakan ruang bawah tanah sebuah gedung di Manhattan, Amerika Serikat pada tahun 2003 lalu dikejutkan dengan penemuan kerangka gadis remaja yang digulung dalam karpet, dikuburkan dalam sebuah makam beton.
Detektif Ryan Glas dari NYPD mengatakan, sebuah cincin emas berukir inisial "PMcG" ditemukan dekat kerangka, bersama dengan bra, uang receh tahun 1969 dan mainan tentara plastik hijau. Ia diikat dengan kabel listrik.
Sejak saat itu, jenazah korban tak dikenal tersebut dinamakan "Midtown Jane Doe" karena ditemukan di kawasan Hell's Kitchen, New York City
Awal bulan ini, penyidik berhasil mengungkap identitasnya sebagai Patricia Kathleen McGlone yang berusia 16 tahun dan tinggal di Brooklyn.
Penyidik meyakini Patricia dibunuh pada akhir tahun 1969 atau awal tahun 1970 sebelum dimakamkan di ruang bawah tanah gedung.
Dengan forensik tingkat lanjut, mereka menentukan identitas orang tuanya dan di mana mereka tinggal di Brooklyn, menelusuri dokumen publik setempat.
Polisi menemukan harta karun berupa informasi, termasuk kartu baptis dan catatan sekolahnya, yang memberikan gambaran sekilas kepada penyelidik tentang tahun-tahun terakhir hidupnya.
Detektif Glass menerangkan, dari sejumlah tes forensik yang dilakukan, ditemukan hubungan DNA-nya dengan beberapa orang, termasuk ibu dari seorang wanita yang terbunuh dalam serangan 11 September 2001 di New York City.
Glas mengatakan, ia mengharapkan pihak keluarga Patricia akan melapor dan memberikan informasi yang dapat membantu penyelidik menentukan apa yang terjadi padanya, atau bagaimana dia meninggal.
"Apa pun yang mereka ingat dari masa lalu, siapa pun yang tinggal di gedung itu, siapa pun yang dapat memberi kami lebih banyak latar belakang tentang dia, informasi apa pun yang dapat kami tindak lanjuti," harap Glas, dikutip dari CNN 15 Mei.
"Saya adalah ayah dari tiga anak perempuan, jadi saya hanya bisa membayangkan seperti apa masa kecilnya hingga dia akhirnya dibunuh," tandasnya.
Menurut Glas, beberapa dekade sebelumnya, sekitar waktu Patricia diyakini terbunuh, gedung tempat penemuan kerangkanya menampung sebuah klub malam bernama The Scene. Itu tempat hiburan tersohor dan menjadi pusat perhatian kalangan selebritis tahun 1960-an, dengan sejumlah musisi kenamaan pernah bermain di sana.
Kasus ini sempat terhenti lama lantaran korban tidak dilaporkan hilang, kendati Kantor Pemeriksa Medis Kota New York pada tahun 2003 menetapkan kerangka itu milik seorang gadis remaja yang tingginya 5 kaki 2 inci.
Baca juga:
- Blinken Jamin Dukungan AS untuk Ukraina, Kemlu Rusia: Persenjataan Tidak akan Selamatkan Pemerintahan Zelensky
- Uni Eropa Desak Israel Akhiri Operasi di Rafah atau Hubungan Mereka akan Rusak
- Dukung Proposal Penyelesaian Perang Ukraina yang Diajukan China, Presiden Putin: Mereka Paham Akar Masalah
- Badan Kemanusiaan Desak Deeskalasi di Rafah dan Penyeberangan Kembali Dibuka, Israel-Mesir Saling Menyalahkan
Baru di tahun 2017, penyidik mulai meninjau kembali kasus ini. Namun, karena lama terkubur dan tulang-belulangnya terdegradasi, butuh waktu cukup lama untuk membuat profil DNA yang sesuai. Kemajuan forensik membantu proses identifikasi.
Proses yang melibatkan ahli genetika berhasil melacak dari sisi ibunya, hingga akhirnya ditemukan dia adalah anak tunggal dan lahir pada tanggal 20 April 1953, dari pasangan Bernard McGlone dan Patricia Gilligan. Ia pun diperkirakan sudah menikah dalam usia muda, yang lazim terjadi saat itu, dan kemungkinan tengah dalam kondisi hamil.
Glass mengatakan, dengan keberhasilan terungkapnya identias Patricia, polisi kini berusaha untuk mencari tahu siapa yang membunuhnya.