Setelah Diparkir 5 Hari, Saham Bank Harda Milik Konglomerat Chairul Tanjung Ini Anjlok 6 Persen
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi atas perdagangan PT Bank Harda Internasional Tbk mulai perdagangan sesi I pada hari ini, Rabu 10 Maret.
Bank Harda adalah perusahaan perbankan bermodal inti di bawah Rp3 triliun, yang dimiliki konglomerat Chairul Tanjung. Pantauan VOI pada pukul 09.30, saham BBHI anjlok 6,64 persen ke level Rp2.250 per lembar saham.
Dikutip dari pengumuman yang dirilis pada Selasa 9 Maret, BEI mengumumkan bahwa suspensi atas perdagangan saham bank bersandi saham BBHI di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 10 Maret 2021.
Hal tersebut menunjuk pengumuman bursa No: Peng-SPT-0043/BEI.WAS/03-2021 tanggal 3 Maret 2021 perihal Penghentian Sementara Perdagangan (Suspensi) Saham PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI).
Sebagai informasi, pada Kamis pekan lalu 4 Maret, saham BBHI disuspensi sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Bursa menghimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Bank Harda.
Sebelum suspensi pada 4 Maret 2021, saham bank milik orang terkaya nomor 9 di Indonesia ini juga sempat disuspensi pada 1 Maret 2021 karena alasan yang sama. Namun di hari berikutnya, saham BBHI dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 2 Maret 2021.
Baca juga:
- Bakal Diakuisisi Konglomerat Chairul Tanjung, Begini Sejarah Dan Profil Bank Harda Internasional
- Berkaca pada Gerak 'Luwes' Chairul Tanjung Caplok Bank Harda, Bank Kecil Kini Jadi Target Akuisisi Investor Lokal dan Global
- Bank Bengkulu Jadi BPD Ketiga yang Sahamnya Dibeli Konglomerat Chairul Tanjung
- Konglomerat Chairul Tanjung Bertanya ke Luhut: Kenapa Selalu China, Pak?
Setelah suspensi dibuka, saham BBHI meroket secara beruntun yakni 24,84 persen pada hari perdagangan 2 Maret 2021 dan 24,55 persen pada 3 Maret 2021 di level Rp2.410. Dalam sepekan terakhir, sahamnya sudah naik 195,71 persen.
Dalam tanggapan atas permintaan penjelasan BEI, Direktur Utama Bank Harda Yohanes menuturkan, pihaknya berencana untuk melakukan perubahan model bisnis dari bank konvensional menjadi bank digital. Hal ini menjawab pertanyaan BEI terkait rencana perubahan strategi usaha perseroan.
Yohanes mengatakan, Bank Harda akan menyediakan produk dan layanan perbankan digital inovatif terintegrasi dengan ekosistem CT Corpora yang memberikan solusi dan seamless customer experience bagi nasabah, serta memberikan nilai tambah yang tinggi kepada seluruh pemangku kepentingan. Perubahan model bisnis tersebut akan diagendakan dalam RUPSLB yang akan ditentukan kemudian.