Sejarah Gunung Slamet yang Tertinggi di Jateng dari Berbagai Versi

YOGYAKARTA – Sejarah Gunung Slamet tak pernah lepas dari cerita mitologi yang menyelimutinya. Menyandang sebagai gunung tertinggi di Jawa Tengah, awal mula Gunung Slamet konon menjadi tempat tinggal para dewa. Bahkan gunung tersebut dihuni oleh tokoh-tokoh yang dikenal di dunia pewayangan.

Gunung Slamet terletak di Jawa Tengah dengan ketinggian 3.432 mdpl. Secara administratif gunung ini berada di lima kabupaten yakni Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes.

Sejarah Gunung Slamet

Gunung Slamet memang dianggap spesial terutama oleh warga sekitar. Salah satu yang membuatnya spesial adalah asal usul Gunung Slamet yang berkaitan dengan para dewa. Namun ada banyak versi terkait sejarah Gunung Slamet yang sampai saat ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat. Berikut ini mitos asal mula Gunung Slamet dalam berbagai versi.

  1. Dibawa Dewa dari India

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Gunung Slamet dianggap bertalian dengan kehidupan para dewa. Konon Gunung Slamet adalah puncak Gunung Meru yang ada di India. Para dewa yang menghuni gunung tersebut kemudian ini meninggali Pulau Jawa yang kala itu masih terombang-ambing di lautan.

Agar Pulau Jawa bisa tenang dan dapat ditinggali, akhirnya Dewa Brahma dan Dewa Wisnu memotong sebagian Gunung Meru kemudian memindahkan potongan tersebut ke atas Pulau Jawa. Karena bobot potongan gunung yang sangat berat akhirnya Pulau Jawa tak bisa berpindah-pindah lagi sampai sekarang.

  1. Dihuni Dewa Kemudian Dipotong oleh Semar

Versi lain dari asal usul Gunung Slamet adalah konon gunung tersebut sangat tinggi hingga menyentuh kahyangan. Karena ketinggian tersebut wajar jika konon dulunya gunung tersebut ditinggali para dewa bahkan menjadi lalu lintas dewa dari kahyangan ke bumi.

Namun suatu ketika, seekor monyet terpesona dengan satu bintang yang ada di langit. Monyet tersebut kemudian mendaki cikal bakal Gunung Slamet hingga menyentuh kahyangan. Tak disangka, sang monyet berhasil mengambil bintang yang diincarnya. Akibatnya, bumi dan kahyangan jadi gelap karena kehilangan bintang tersebut.

Merasa marah, para dewa mengutus Semar, tokoh pewayangan yang sebelum dikutuk jadi manusia ia adalah Sang Hyang Ismaya. Akhirnya dipotonglah gunung tersebut agar ujungnya tak bisa mencapai kahyangan sehingga monyet tak bisa lagi mencuri bintang. Sedangkan potongan gung yang paling atas dikisahkan menjadi cikal bakal Gunung Ciremai yang ada di Cirebon. Sedangkan sisanya menjadi Gunung Slamet.

  1. Pertarungan Bima dengan Gajah Raksasa

Legenda lain menyebutkan bahwa cikal bakal Gunung Slamet berasal dari sebuah gunung yang sangat tinggi hingga menyentuh kahyangan. Namun suatu ketika, Bima yang merupakan tokoh pewayangan, bertarung dengan gajah raksasa.

Dalam pertarungan, kuku Bima yang sangat kuat ternyata patah hingga memotong gunung tinggi jadi dua. Dari situlah Gunung Slamet dan Gunung Ciremai ada.

  1. Dinamai oleh Syekh Maulana Maghribi

Versi lain sejarah Gunung Slamet adalah bahwa pada masa penyebaran Islam, gunung tersebut bernama Gunung Gora. Sampai pada suatu ketika, ulama bernama Syekh Maulana Maghribi yang berasal dari Turki sedang menyebarkan agama Islam di wilayah sekitar Gunung Gora.

Syekh Maulana kemudian melihat cahaya misterius di langit yang kemudian ia cari sumbernya. Sampailah ia Gunung Gora. Di saat yang bersamaan, Syekh Maulana menemukan sumber air panas yang berhasil membuat ia sembuh dari penyakit gatalnya.

Karena di tempat itu terdapat sumber keselamatan dari bahaya penyakit gatalnya, Syekh Maulana kemudian menamai Gunung Gora menjadi Gunung Slamet. Nama Slamet sendiri dipercaya diambil dari bahasa Arab yakni Salam yang artinya selamat.

Itulah informasi terkait sejarah Gunung Slamet. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.