360 Ribu Penduduk Tinggalkan Rafah di Tengah Operasi Militer Israel
JAKARTA - Diperkirakan 360.000 orang telah meninggalkan kota Rafah paling selatan Gaza selama sepekan terakhir, menurut badan bantuan utama PBB di Gaza, UNRWA.
Orang-orang keluar dari Rafah menyusul seruan evakuasi Israel menjelang rencana serangan darat besar-besaran.
Setidaknya 60.000 orang telah keluar dari Rafah sejak Minggu, 12 Mei, menurut UNRWA.
“Sementara itu, di utara #Gaza, pemboman dan perintah evakuasi lainnya telah menciptakan lebih banyak pengungsian dan ketakutan bagi ribuan keluarga. Tidak ada tempat untuk pergi. TIDAK ada keamanan tanpa #gencatan senjata,” kata UNRWA lewat unggahan X, dilansir dari CNN, Senin, 13 Mei.
Baca juga:
- Israel Gempur Jabalya Gaza, Penduduk di Kamp Pengungsi Berhamburan Selamatkan Diri
- Kejari Jaksel Kembali Lelang Rubicon Milik Mario Dandy, Harganya Turun Jadi Rp700 Juta
- Saksi Bongkar Aliran Dana Kementan ke NasDem Lewat Stafsus SYL
- Presiden Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen Kebutuhan Nasional
Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA, sehari sebelumnya memperingatkan sebagian besar orang di wilayah tersebut rata-rata sudah pindah sebulan sekali untuk menghindari pemboman Israel.
"Klaim 'zona aman' adalah salah dan menyesatkan. Tidak ada tempat yang aman di #Gaza. Titik." katanya.
Para pejabat tinggi AS mengulangi peringatan keras pada akhir pekan terhadap invasi Israel ke Rafah, dan memperkirakan serangan darat akan mengakibatkan banyak korban sipil.