Pemprov DKI Minta Masyarakat Laporkan Temuan Hewan Kurban Sakit

JAKARTA - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Suharini Eliawati meminta masyarakat melaporkan jika ada temuan hewan kurban sakit jelang perayaan Iduladha 1445 H.

"Diharapkan dukungan dari masyarakat untuk melaporkan kepada petugas Dinas KPKP di setiap wilayah jika ditemukan adanya hewan kurban yang sakit," kata Eli kepada wartawan, Minggu, 12 Mei.

Diperkirakan, sekitar 63 ribu hewan kurban masuk Jakarta untuk memenuhi kebutuhan perayaan Iduladha, terdiri dari sapi, kerbau, kambing, dan domba.

Eli mengungkapkan, sebagian besar ternak kurban yang masuk ke Jakarta berasal dari Jawa Timur dan Lampung.

Sejalan dengan itu, Pemprov DKI melaksanakan sejumlah upaya untuk mencegah penyebaran penyakit menular pada hewan kurban.

Di antaranya menerapkan prosedur lalulintas hewan kurban sesuai Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 17 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pengawasan Lalu Lintas Hewan, Produk Hewan, dan Media Pembawa Penyakit Hewan Lainnya di dalam Wilayah NKRI.

"Dilaksanakan juga sosialisasi prosedur lalulintas hewan kurban kepada para pelaku usaha pemasok hewan kurban di DKI Jakarta," ungkap Eli.

Kemudian, melakukan pemeriksaan kesehatan hewan di tempat penampungan dan penjualan hewan kurban.

"Pemeriksaannya meliputi dokumen administrasi lalulintas hewan, kesehatan dan kelayakan hewan di tempat penampungan hewan kurban, dan pemeriksaan sample untuk penyakit anthrax," urainya.

Dilakukan juga pengebalan populasi terhadap ternak ruminansia di DKI Jakarta dengan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK), lumpy skin disease (LSD), dan anthrax.

Eli mengaku penyakit tersebut merupakan tantangan yang dihadapi dalam memenuhi aspek keamanan dan kesehatan hewan kurban yang dijual-belikan di Jakarta. Sehingga, pemetaan penyebaran penyakit hewan dari daerah asal juga dilakukan.

"Kita petakan tuh. Di lampung itu kira-kira tiga bulan ke depan dan awal tahun, mereka sesungguhnya peta pengendalian penyakitnya seperti apa" urai Eli.

"Jakarta bukan budidaya. Jadi, yang masuk keluar sangat dinamis. Itu salah satu yang kita telusuri, apakah mereka sudah mendapatkan vaksin, sampai kemudian obat-obatan," tambahnya.