Bisa Timbulkan Gangguan Kesehatan Mental, Begini 5 Teknik Mengatur Rasa Obsesi pada Orang Lain

JAKARTA - Penting menyadari bahwa pikiran obsesif seringkali hanya sekedar pikiran. Upaya terapeutik akan membantu Anda fokus dalam mengelola reaksi langsung dan perilaku atau perasaan yang dihasilkan dari pikiran-pikiran ini. 

Untuk mengelola pikiran obsesif, Anda harus melakukan perubahan perilaku yang disengaja dan penuh perhatian. Berikut beberapa teknik praktis yang dapat membantu mengendalikan pikiran-pikiran obsesi, dilansir dari Very Well Mind, Selasa, 7 Mei.

Sadari pikiran

Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu menyadari pikiran obsesi saat muncul. Mengidentifikasi serta mengenali pikiran obsesi dapat membantu Anda mulai mencari cara mengelolanya. Cobalah tidak menghakimi diri sendiri atas pemikiran ini. Sebaliknya, catat pola-pola tersebut ketika muncul dan pergi. Juga, perhatikan tiap-tiap pola berbahaya yang muncul.

Alihkan perhatian dan kembali fokus

Setelah Anda bisa mengidentifikasi kapan diliputi oleh pikiran-pikiran obsesi, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan yakni. Mengerjakan aktifitas-aktifitas yang membuat pikiran Anda sibuk dan menjauhi pikiran-pikiran tersebut. 

Anda dapat melakukan apa saja mulai dari mencoba hobi baru hingga berolahraga secara rutin, membaca, atau menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman dan keluarga yang membuat Anda tetap membumi. Kuncinya yaitu, menemukan sesuatu yang Anda sukai, yang memerlukan perhatian penuh.

Tetapkan batasan

Menetapkan batasan untuk diri sendiri bisa jadi menantang, tetapi penting jika Anda memiliki obsesi. Jika obsesi menyebabkan Anda terus-menerus menguntit media sosialnya atau mengirim pesan kepada orang tersebut, tetapkan batasan yang jelas untuk mencegah hal ini. Batasi waktu yang Anda habiskan di media sosial, misalnya, atau istirahat total jika perlu.

Jurnal

Menulis jurnal adalah latihan katarsis yang memaksa Anda menghadapi pikiran dan perasaan Anda. Menuliskannya bukan hanya cara terapeutik untuk memprosesnya. Tapi ini juga membantu Anda memahami emosi dengan lebih baik dan mendapatkan perspektif tentang mengapa Anda mungkin memiliki pikiran obsesi ini.

Cari bantuan

Kebanyakan orang cenderung tertutup terhadap pikiran obsesi. Menyimpan pikiran tersebut secara diam-diam sampai hal itu mengambil alih hidup. Setelah menyadari Anda telah membentuk pola pemikiran obsesi tentang seseorang, berbicara dengan teman atau keluarga yang dipercaya dapat memberi perspektif yang sangat dibutuhkan untuk menyadari bahwa pemikiran tersebut dapat berbahaya.

Meskipun teknik ini dapat membantu, namun mungkin tidak langsung berhasil dalam setiap situasi. Jika Anda merasa pikiran obsesi sudah terlalu mengganggu kehidupan, maka inilah saatnya menghubungi terapis yang ahli dalam membantu mengatasi obsesi dan pikiran berlebihan, kata Ivy Ellis, LCSW, terapis kesehatan mental dan pemilik Emphatic Counseling Center.