Telegram Kembalikan Akses Bot Pemerintah Ukraina Setelah Pemblokiran Sementara
JAKARTA - Telegram, aplikasi pesan yang berbasis di Dubai dan didirikan oleh Pavel Durov yang berdarah Rusia, telah mengembalikan akses ke sejumlah chatbot yang digunakan oleh agensi keamanan Ukraina untuk mengumpulkan informasi tentang upaya perang Rusia setelah layanan tersebut sempat ditangguhkan.
Bot Telegram adalah fitur otomatis yang memungkinkan pengguna aplikasi untuk mengirim atau meminta informasi. Beberapa bot yang dijalankan oleh pemerintah Ukraina memungkinkan orang untuk melaporkan keberadaan peralatan militer dan personel Rusia di dalam Ukraina.
Agensi mata-mata militer Kyiv, GUR, mengatakan dalam sebuah pernyataan sesaat setelah tengah malam bahwa Telegram telah memblokir sejumlah bot yang digunakan oleh Ukraina untuk melawan invasi penuh skala Rusia.
"GUR menyatakan bahwa manajemen platform Telegram secara tidak wajar memblokir sejumlah bot resmi yang telah menentang agresi militer Rusia terhadap Ukraina, termasuk bot GUR," ujar pernyataan tersebut.
Namun, pada pagi hari, Pusat Komunikasi Strategis Ukraina mengumumkan bahwa tiga bot yang terkena dampak, yang digunakan oleh layanan keamanan SBU, GUR, dan kementerian digital untuk upaya perang, telah dibuka kembali.
Seorang juru bicara Telegram mengatakan bahwa bot-bot tersebut "sementara dinonaktifkan karena hasil positif palsu tetapi telah dipulihkan," tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Baca juga:
Minggu lalu, pendiri Telegram mengatakan perusahaannya telah menerima permintaan resmi dari Apple tentang perubahan tertentu yang berkaitan dengan saluran "berita umum dan propaganda" yang dapat diakses oleh pengguna Ukraina.
Dia menambahkan bahwa perusahaan masih akan "menghapus akun dan bot yang mengumpulkan koordinat untuk menargetkan serangan atau memposting informasi pribadi langsung dengan ajakan kekerasan."
Telegram secara luas digunakan sebagai sumber informasi di Ukraina dan Rusia, dan telah menjadi tempat utama untuk memposting dan mengakses informasi yang tidak disaring tentang perang.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, memposting pidato video hariannya di aplikasi tersebut, sementara pasukannya menggunakannya untuk memperingatkan warga Ukraina tentang serangan udara yang akan datang dan untuk mendokumentasikan perkembangan medan pertempuran.