Dua Tersangka Terkait Penyerangan Ajudan Mendiang Pemimpin Oposisi Rusia Navalny Ditangkap di Polandia
JAKARTA - Kepolisian Polandia dan Lithuania mengatakan pada Hari Jumat, telah menahan dua orang di Polandia karena dicurigai terlibat dalam penyerangan terhadap Leonid Volkov, ajudan mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny.
Polisi Polandia mengatakan di platform media sosial X, mereka telah menangkap kedua tersangka, bekerja sama dengan polisi Lithuania sebagai tanggapan terhadap surat perintah penangkapan Eropa, melansir Reuters 19 April.
Juru bicara pengadilan di Warsawa yang menangani kasus ini mengatakan, para tersangka dituduh "bertindak dalam kelompok terorganisir, melaksanakan perintah layanan khusus negara asing" dan merusak kesehatan warga negara Rusia di Lithuania.
Lebih lanjut juru bicara tersebut mengatakan, para tersangka akan ditahan sebelum persidangan selama 40 hari, sementara pengacara mereka telah mengajukan banding.
Di Vilnius, wakil kepala polisi kriminal Lithuania Saulius Briginas, mengatakan pada konferensi pers, para tersangka adalah warga negara Polandia dan telah ditahan pada 3 April di Warsawa.
Volkov menderita luka akibat pukulan palu dalam serangan tanggal 12 Maret di luar rumahnya di Vilnius, ibu kota Lithuania.
Kontra intelijen Lithuania mengatakan pada saat itu, serangan tersebut dilakukan oleh layanan khusus Rusia. Kremlin menolak berkomentar.
Kedua tersangka telah didakwa di Lituania dengan sengaja menyebabkan luka ringan pada tubuh Volkov karena keyakinannya, yang dapat dihukum dengan denda atau hukuman penjara, kata Kepala Jaksa Vilnius Justas Laucius.
"Saat ini, tuduhannya adalah kejahatan tersebut dilakukan karena keyakinan (Volkov) dan aktivitas politiknya,” kata Laucius pada konferensi pers yang sama di Vilnius.
Para tersangka dapat diekstradisi ke Lithuania pada Bulan Mei, tambah Laucius.
Kedua tersangka sebelumnya dikenali polisi Polandia dan telah melakukan perjalanan ke Lithuania untuk melakukan penyerangan, kata Briginas.
Volkov sendiri menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas serangan tersebut. Sebelum penyerangan, dia mengatakan kepada Reuters, para pemimpin gerakan Navalny di pengasingan mengkhawatirkan nyawa mereka.
Baca juga:
- AS Veto Rancangan Resolusi Keanggotaan Penuh PBB Palestina, Indonesia: Khianati Aspirasi Menciptakan Perdamaian
- Putra Aung San Suu Kyi Sebut Junta Militer Myanmar Kemungkinan Jadikan Sang Ibunda Sebagai Tameng Manusia
- Sekjen PBB Soroti Komitmen Israel Soal Peningkatan Akses Bantuan Kemanusiaan di Gaza
- Israel Disebut Luncurkan Serangan ke Iran, IRNA Laporkan Sistem Pertahanan Udara Diaktifkan Tapi Tidak Ada Ancaman
Pada Hari Jumat, Volkov berterima kasih kepada polisi Lithuania karena bekerja "dengan penuh semangat dan gigih" dalam kasus ini.
"Saya sangat senang pekerjaan ini efektif," tulisnya di X.
"Baiklah, kami akan segera mengetahui detailnya. Tidak sabar untuk mengetahuinya!" lanjutnya.
Laucius mengatakan dia tidak tahu apakah para tahanan itu ada hubungannya dengan seorang warga negara Polandia yang ditangkap pada Kamis, karena dicurigai berencana bekerja sama dengan badan intelijen luar negeri Rusia untuk kemungkinan upaya pembunuhan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.