Bagikan:

JAKARTA - Lithuania menyalahkan Moskow pada Hari Rabu atas serangan dengan palu yang dilakukan terhadap ajudan utama mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang diasingkan Leonid Volkov, di luar rumahnya di ibu kota Vilnius.

Presiden Gitanas Nauseda mengatakan serangan terhadap ajudan mendingan pemimpin oposisi Rusia itu jelas telah direncanakan sebelumnya, terkait dengan provokasi terhadap Lituania, yang merupakan anggota NATO dan Uni Eropa.

"Saya hanya bisa mengatakan satu hal kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin, tidak ada yang takut pada Anda di sini," kata Presiden Nauseda, melansir Reuters 14 Maret.

Sementara itu, Badan kontra-intelijen Departemen Keamanan Negara Lituania mengatakan serangan itu mungkin dilakukan untuk menghentikan oposisi Rusia mempengaruhi pemilihan Presiden Rusia.

Menanggapi hal tersebut, Kedutaan Besar Rusia di Vilnius menolak mengomentari tuduhan tersebut.

Kremlin diketahui memandang tim Navalny sebagai "kekuatan oposisi paling berbahaya yang mampu memberikan pengaruh nyata pada proses internal Rusia," kata badan keamanan Lituania.

Volkov sendiri menuding Putin secara langsung. Dalam sebuah postingan di Telegram, dia mengatakan dia kembali ke rumah pada Rabu pagi setelah semalam di rumah sakit, menderita patah lengan dan luka akibat sekitar 15 pukulan palu di kaki.

"Ini jelas merupakan ucapan 'halo' kriminal yang khas dari Putin, dari kriminal Petersburg," tulis Volkov.

"Kami akan terus bekerja dan kami tidak akan menyerah," tambahnya.

"Ini sulit, tetapi kami akan mengatasinya. Senang mengetahui bahwa saya masih hidup," sambungnya.

Sebelumnya, mantan juru bicara Navalny Kira Yarmysh mengunggah gambar Volkov dengan memar di dahi, darah keluar dari luka di kaki, serta kendaraan dengan kerusakan pada pintu dan jendela pengemudi.

"Volkov baru saja diserang di luar rumahnya. Seseorang memecahkan jendela mobil dan menyemprotkan gas air mata ke matanya, setelah itu penyerang mulai memukul Leonid dengan palu," tulisnya di X.

Sebuah mobil polisi terlihat berpatroli pada Rabu sore di luar rumah Volkov, di hutan pinus pinggiran ibu kota Lithuania.

Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis mengatakan para pelaku harus "menanggung kejahatan mereka".

Sedangkan Komisaris Kepolisian Lithuania Renatas Pozela mengatakan, pihaknya mengerahkan "sumber daya yang besar" untuk menyelidiki serangan tersebut.

Ia mengatakan serangan itu bukan berarti Lithiania sudah tidak aman lagi. Negara Baltik berpenduduk 2,8 juta jiwa, yang berbatasan dengan Rusia dan Belarus, telah menjadi basis tokoh oposisi Rusia dan Belarusia.

"Ini kejadian satu kali yang akan berhasil kita selesaikan. Masyarakat kita tidak perlu takut karena ini," kata Pozela.