Mengenal Gejala Limfedema, Pembengkakan yang Disebabkan Sistem Limfatik Rusak

YOGYAKARTA – Pembengkakan dalam istilah medis disebut edema. Gejalanya mengacu pada bengkak karena cairan berkumpul di bawah kulit. Pembengkakan secara umum, terjadi sebagai respons cedera atau infeksi. Bisa juga terjadi saat duduk terlalu lama saat bepergian, sehingga kaki membengkak. Pembengkakan juga umum terjadi seiring bertambahnya usia karena katup kecil pembuluh darah kaki bocor. Sedangkan limfedema atau lymphedema adalah kondisi jangka panjang atau kronis yang menyebabkan pembengkakan abnormal dan terus-menerus di tubuh.

Pembengkakan karena limfedema, biasanya terlihat pada lengan, tungkai, juga wajah, leher, badan, dan alat kelamin. Pada sistem limfatik, mengandung kelenjar getah bening dan pembuluh darah yang membawa cairan ini untuk dipindahkan lewat aliran darah. Ketika timbul masalah pada sistem pemindahan atau sistem transportasi ini, cairan dapat terkumpul pada jaringan dan menyebabkan edema atau pembengkakan. Penting dikenali, cairan getah bening adalah cairan yang mengelilingi jaringan tubuh dan mengandung sel darah putih, protein, dan nutrisi.

Pembengkakan tubuh, baik karena limfedema maupun karena penyakit lainnya, harus segera diatasi. Pasalnya, pembengkakan yang terus-menerus akan mendorong tubuh memproduksi banyak kolagen dan lemak. Sehingga dapat menyebabkan kulit kering, menebal, atau pecah-pecah dan berisiko infeksi kulit.

Ilustrasi gejala limfedema dan penyebab (Freepik)

Pembengkakan karena limfedema, mungkin tidak membaik secara signifikan. Meskipun dokter memberikan resep obat diuretik, peradangan kronis berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes tipe 2, dan kondisi lainnya. Penyebab limfedema, secara umum karena sistem limfatik rusak. Tetapi secara spesifik, bisa disebabkan hal berikut ini:

  1. Kondisi genetik yang diturunkan.
  2. Kanker, paling umum kanker payudara.
  3. Perawatan kanker termasuk radiasi dan pengangkatan kelenjar getah bening
  4. Infeksi.
  5. Cedera atau trauma.
  6. Kegemukan.
  7. Penyakit autoimun.
  8. Radang sendi.
  9. Minum obat-obatan tertentu, termasuk penghambat saluran kalsium, antibiotik, serta obat kemoterapi tertentu yang digunakan mengobati kanker.

Melansir Harvard Health, Jumat, 19 April, penyebab paling umum limfedema di Amerika Serikat, adalah karena kanker dan pengobatan kanker. Diperkirakan satu dari lima penderita kanker payudara akan mengalami limfedema.

Gejala limfedema biasanya terjadi secara bertahap sehingga awalnya tidak disadari. Gejala utamanya, adalah pembengkakan pada tungkai bawah kaki dan pergelangan kaki atau lengan. Gejala umum limfedema selain bengkak, antara lain sebagai berikut:

  • Rasa sakit yang parah.
  • Merasa tidak nyaman.
  • Merasa berat atau sesak.
  • Perluasan area bengkak.
  • Penurunan kemampuan gerak.
  • Perubahan warna kulit.
  • Infeksi berulang.

Jika limfedema disebabkan oleh kanker dan tumor tertentu, pembengkakan mungkin terjadi di area lain. Misalnya, kanker kepala dan leher dapat menyebabkan pembengkakan pada wajah dan leher, sedangkan tumor perut dan panggul dapat menyebabkan pembengkakan pada perut, alat kelamin, atau kaki.

Limfedema termasuk kondisi kronis yang beleum ada obatnya. Perawatan dapat membantu mengatasi rasa sakit dan bengkak serta meminimalkan komplikasi. Perubahan gaya hidup tentu juga penting untuk mencegah penyakit limfedema semakin buruk.

Paling efektif, pasien limfedema perlu menjalani terapi dekongestif lengkap (Coplete Decongestive Therapy/CDT). CDT, antara lain dilakukan bersama terapis dan anjuran dokter. Di antaranya adalah olahraga untuk mendorong berat badan sehat dan sirkulasi, perawatan kulit yang bengkak, terapi kompresi, terapi kompresi pneumatik tingkat lanjut, dan drainase limfatik.