Vietnam Bersiap Terima Gelombang Investasi dari Paman Sam, Indonesia Gak Kecipratan?
JAKARTA - Vietnam bersiap menyambut masuknya investasi besar-besaran dari Amerika. Dan itu semua dimulai dengan perusahaan minuman Suntory PepsiCo Vietnam yang baru-baru ini meresmikan pembangunan pabrik terbesar dan termodern di kawasan Asia Pasifik di Taman Industri Huu Thanh di provinsi Long An, Delta Mekong.
Meliputi lahan seluas hampir 20 ha, pabrik senilai 300 juta dolar AS (Rp4,8 triliun) itu akan dioperasikan dengan energi terbarukan seperti bahan bakar biomassa dan energi surya, serta meluncurkan produk dengan kemasan yang 100 persen terbuat dari plastik daur ulang.
Setelah selesai dibangun, pabrik tersebut akan menghasilkan produksi tahunan sebesar 800 juta liter, sehingga membantu meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan memperkuat posisi terdepan di pasar Vietnam.
Pepsico mengusulkan proyek tersebut kepada Perdana Menteri Pham Minh Chinh saat bergabung dengan delegasi Dewan Bisnis AS-ASEAN (USABC) yang mengunjungi Vietnam dan mencari peluang investasi di sana pada bulan lalu.
Baca juga:
Selain Pepsico, banyak investor lain yang menyatakan minat dan keyakinannya terhadap potensi pasar Vietnam, termasuk Energy Capital yang ingin mengembangkan pelabuhan Long Son di provinsi Ba Ria Vung Tau dan proyek LNG di provinsi Binh Thuan, serta perusahaan energi global AES yang sedang mempersiapkan pembangkit listrik turbin gas siklus gabungan Son My, dilansir Antara, Jumat 12 April.
Dalam sesi kerja dengan Menteri Perencanaan dan Investasi Nguyen Chi Dung pada kunjungan USABC, perusahaan-perusahaan ternama seperti Ford, Boeing dan Viatris menunjukkan komitmen kuat untuk melanjutkan investasi di Vietnam.
Mereka mengatakan telah menyuntikkan lebih dari 1 miliar dolar AS (Rp16,1 triliun) ke Vietnam melalui perusahaan-perusahaan besar seperti VinGroup dan Masan serta akan mencari peluang investasi lebih lanjut di negara tersebut.
Tak hanya itu, baru-baru ini, para pemimpin Rosen Partner mengatakan bahwa kelompok tersebut ingin memperluas investasi di Vietnam di bidang real estat dan pariwisata saat bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Le Minh Khai di AS.
Menurut Kementerian Perencanaan dan Investasi, perusahaan-perusahaan AS hanya mendaftarkan 17,26 juta dolar AS (Rp278 miliar) di Vietnam pada kuartal pertama tahun ini, menempati peringkat ke-19 di antara negara-negara dan wilayah-wilayah yang memiliki investasi di negara tersebut.
Menteri Dung mengatakan peringkat tersebut tidak sebanding dengan potensi investor AS dan hubungan Vietnam-AS yang baik. Mereka menekankan peningkatan hubungan bilateral menuju Kemitraan Strategis Komprehensif serta perjanjian peningkatan kerja sama di bidang teknologi dan inovasi termasuk industri semikonduktor.
Ia turut menggarisbawahi bahwa tidak ada hambatan bagi gelombang investasi AS ke Vietnam dan sebaliknya dan bahkan itu dari negara ketiga.