AS Kirim Ribuan AK-47, RPG hingga Senapan Sniper yang Disita dari Houthi untuk Ukraina

JAKARTA - US Central Command (US CENTCOM) mengumumkan Amerika Serikat telah mengirim ribuan senjata, peluncur roket dan ratusan ribu amunisi yang disita dari kelompok Houthi untuk militer Ukraina.

"Pemerintah AS minggu ini mengirim lebih dari 5.000 AK-47, senapan mesin, senapan sniper, RPG-7 dan lebih dari 500.000 butir amunisi 7,62 mm ke angkatan bersenjata Ukraina," tulis CENTCOM dalam sebuah unggahan di X, dikutip dari The National News 10 April.

Lebih lanjut dijelaskan, pasukan AS menyita amunisi tersebut antara Mei 2021 dan Februari 2023, dan pemerintah memperoleh kepemilikannya pada Bulan Desember melalui "klaim penyitaan sipil" Departemen Kehakiman terhadap Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).

Klaim tersebut menyatakan, senjata-senjata tersebut telah disita karena jika tidak, senjata tersebut akan digunakan untuk "memicu kekerasan dan konflik di seluruh dunia," kata Departemen Kehakiman bulan lalu.

"Dukungan Iran terhadap kelompok bersenjata mengancam keamanan internasional dan regional, pasukan kami, personel diplomatik dan warga negara di kawasan, serta mitra kami," tulis CENTCOM.

"Kami akan terus melakukan apa pun yang kami bisa untuk menjelaskan dan menghentikan aktivitas Iran yang mengganggu stabilitas," lanjutnya.

Langkah untuk mentransfer senjata ke Kyiv terjadi ketika Kongres AS ragu untuk terus mendanai perang Ukraina melawan invasi Rusia.

Meskipun dukungan terhadap Ukraina di Washington pada awalnya kuat, anggota Kongres dari Partai Republik telah menuntut tindakan keras di perbatasan AS-Meksiko, sebagai imbalan atas dukungan mereka terhadap permintaan belanja darurat Presiden Joe Biden sebesar 110 miliar dolar AS yang mencakup sekitar 61,4 miliar dolar AS untuk Kyiv.

Pentagon sendiri telah memperingatkan selama berbulan-bulan, jika bantuan tidak dikirim ke Ukraina, Rusia akan menang dalam perang tersebut, yang kini sudah memasuki tahun ketiga.

Diketahui, kelompok Houthi yang didukung Iran telah terlibat dalam puluhan serangan rudal dan drone terhadap kapal komersial di Laut Merah, sejak konflik Hamas-Israel di Gaza, Palestina pecah Oktober 2023.

Sementara, pasukan angkatan laut AS telah berupaya untuk mengakhiri serangan Houthi di jalur pelayaran internasional utama, melalui kampanye keamanan multinasional yang dipimpin AS dalam misi keamanan bertajuk 'Operation Prosperity Guardian'.

AS juga telah melakukan serangkaian serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman.