Angkatan Laut AS Sita Ribuan Peluncur Roket, Senapan Mesin hingga Senapan <i>Sniper</i> dari Iran untuk Houthi Yaman
Ilustrasi senjata sitaan Angkatan Laut AS. (Wikimedia Commons/U.S. Navy/MC2/Darby C. Dillon)

Bagikan:

JAKARTA - Iran dilaporkan telah mengirim ribuan senjata yang disita di Laut Arab ke Yaman, sebuah laporan PBB ditemukan pada Hari Minggu.

Sebuah rancangan dokumen oleh panel ahli Dewan Keamanan PBB di Yaman mengatakan, perahu kayu dan transportasi darat berangkat dari pelabuhan Jask Iran di Laut Oman untuk menyelundupkan senjata buatan China, Rusia dan Iran ke Yaman.

Laporan itu mengatakan, militer Amerika Serikat (AS) telah berusaha untuk menghentikan penyelundupan di daerah itu selama bertahun-tahun.

Mengutip The National News 9 Januari, The Wall Street Journal mengungkapkan laporan PBB mengutip wawancara dengan awak kapal Yaman, serta data dari instrumen navigasi yang ditemukan di kapal.

"Para pejabat AS mengatakan Jask telah digunakan sebagai titik keberangkatan untuk Korps Pengawal Revolusi Islam Iran untuk beberapa waktu, tetapi laporan PBB memberikan bukti rinci pertama tentang pengiriman senjata tertentu yang terkait dengan pelabuhan," sebut surat kabar itu.

Persenjataan termasuk peluncur roket, senapan mesin dan senapan sniper, yang telah disita oleh Angkatan Laut AS dalam beberapa bulan terakhir.

Angkatan Laut AS mencegat dua tempat penyimpanan besar senjata Iran dari dua kapal di Laut Arab, yang menurut Departemen Kehakiman AS akan dikirim oleh Teheran ke Houthi.

Iran telah dituduh ikut campur dalam urusan regional dengan secara militer mendukung kelompok-kelompok proksi di Irak, Lebanon, Suriah dan Yaman. Sementara, para pejabat di Teheran telah membantah tuduhan ini.

ilustrasi ak-47
Ilustrasi senjata. (Wikimedia Commons/GYSGT Erik S. Hansen)

Terpisah, wakil menteri informasi Houthi membantah Iran menyelundupkan senjata ke Yaman, The Wall Street Journal melaporkan, dengan Teheran mengatakan senjata itu tidak dijual atau diangkut ke negara itu.

Perang di Yaman dimulai pada tahun 2014 setelah pemberontak Houthi merebut ibukota, Sanaa, memaksa pemerintah untuk melarikan diri ke selatan dan ke Arab Saudi. Pada 2015, koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi atas permintaan pemerintah yang diakui secara internasional dalam upaya memulihkan kekuasaannya.

Pekan lalu, Houthi dituduh membajak kapal berbendera UEA di lepas pantai Yaman. Pemberontak merebut Rawabi Senin lalu dari pelabuhan Laut Merah Hodeida, menuduh itu berisi peralatan militer.

Kapal itu membawa rumah sakit lapangan Arab Saudi dari Pulau Socotra Yaman di Samudra Hindia ke Jazan di selatan kerajaan, kata koalisi. Kargo tersebut meliputi ambulans, peralatan medis dan komunikasi, tenda, dapur lapangan dan fasilitas binatu, serta peralatan pendukung teknis dan keamanan.

Hodeidah, saat ini di bawah kendali pemberontak, adalah titik masuk penting untuk pasokan bantuan ke utara Yaman yang dikuasai pemberontak.

"Hodeidah adalah pelabuhan utama kedatangan rudal balistik Iran," ujar juru bicara koalisi Turki Al Malki dalam konferensi pers pekan ini.

Diketahui, Houthi telah berulang kali membidik kapal militer dan sipil di Laut Merah dan Bab Al Mandeb, yang mengundang kecaman internasional.

Sementara, AS menetapkan pemberontak Houthi sebagai teroris awal tahun lalu setelah serangkaian serangan terhadap kapal tanker minyak di Laut Merah.