Data Sirekap Sempat Berubah-ubah, Ahli KPU: Serang Siber DDoS
JAKARTA - Saksi Komisi Pemilihan Umum (KPU), Yudistira Dwi Wardhana Asnar menyampaikan penyebab rekapitulasi suara yang sempat terhenti dan naik secara signifikan di situs Sirekap pada 14 Februari 2024.
Menurutnya, hal itu dikarenakan adanya serangan siber Distributed Denial of Service (DDoS) sejak pagi. Akibatnya, Sirekap baru bisa dipulihkan sore hari.
"Kita dihantam DDoS sejak pagi. Dan baru kita bisa revive sampai 18.30. Dan terpaksa harus punya banyak perjuangan dari kawan-kawan. Sampai akhirnya ada tuduhan-tuduhan kita menggunakan ini itu ini itu," ujar Yudistira dalam persidangan Perselisian Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu, 3 April.
Tak hanya Sirekap, serangan DDoS juga sempat dialami KPU di saat memasuki tahapan pemilihan. Bahkan, intensitasnya cukup sering yakni tiga kali sehari.
Baca juga:
- Mensesneg Pratikno Bantah Dititipkan Jokowi untuk Masuk Kabinet Prabowo: Kayak GoFood Saja, Enggaklah
- Kasus Suap Pengurusan Perkara di MA, Hasbi Hasan Divonis 6 Tahun Penjara
- Airlangga Ogah Tanggapi Pernyataan Hasto soal Jokowi Ingin Rebut PDIP dari Megawati
- Hotman Paris Ngeyel Tak Mau Sirekap Dibahas di Sidang MK Saldi Isra: Nggak Usah Datang Saja ke Sini
Dari identifikasi, serangan DDoS itu bukan datang dari negara yang diduga melakukannya. Melainkan, dari negara-negara Eropa.
"DDos yang masuk dalam satu hari di awal pemilihan itu sekitar 2-3. Pada akhir pemilihan, kita dapat DDoS selama seminggu itu kayak minum obat, tiga kali sehari. Dan itu bukan dari negara-negara yang biasa kita duga, sampai negara-negara Eropa pun, kebanyakan berarti negara eropanya ya, tapi ada origin dari trafficnya dari Eropa yang melakukan itu," katanya.
Meski demikian, serangan itu bisa diatasi. Hingga akhirnya, Sirekap bisa dipulihkan.
"Tapi alhamdulilah Allah masih melindungi kita semua," kata Yudistira.