Punya Potensi 1 Miliar Barel, SKK Migas Blak-blakan Tantangan Kembangkan lapangan Zulu

JAKARTA - Indonesia diketahui memiliki lapangan minyak yang memiliki potensi cadangan hingga 1 miliar barel yang diyakini bisa menopang kebutuhan energi nasional.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, Lapangan Zulu, Blok Offshore North West Java (ONWJ) ini memiliki kandungan heavy oil atau minyak berat.

Dwi juga memastikan pihaknya terus mendorong Pertamina sebagai kontraktor untuk segera melakukan pengembangan terhadap lapangan minyak yang terbentang dari Kepulauan Seribu hingga Cirebon ini.

"Kita mendorong untuk pertamina segera menyampaikan proposalnya. Tapi yang perlu diketahui bahwa yang untuk Zulu itu minyak berat," ujar Dwi kepada media yang dikutip Selasa 2 April.

Dengan kandungan minyak berat ini, Dwi menyebut lapangan Zulu sulit untuk diproduksi, apalagi lokasi lapangan ini terletak di tengah laut atau offshore.

"Jadi kalau di darat, minyak berat ini pengembangannya dengan steam. Dimasukin steam supaya jadi cair dan terangkat. Masalahnya ini adalah di laut, di offshoe sehingga memproduksi steam nya itu yang kerepotan," beber Dwi.

Untuk itu, lanjut dia, SKK Migas bersama Pertamina akan mempelajari cara memproduksi minyak berat di Lapangan Zulu dengan menggunakan chemical.

"Tapi tentu ongkosnya jadi mahal. Tapi whatever-lah. Teman-teman sedang mempelajari teknologi di dunia yang mungkin bisa diaplikasika," sambung Dwi.

Sebelumnya Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji meminta PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) untuk segera menggarap Lapangan Zulu.

Dikatakan Tutuka, lapangan ini perlu segera diusahakan untuk digarap mengingat lapangan ini memiliki karakter kandungan minyak berat atau heavy oil (HO) dan memerlukan peralatan khusus.

"Peralatannya besar jadi harus ada teknologi lain misalnya dengan surfaktan untuk mengencerkan. Jadi kita mendorong Pertamina eksploitasi itu," pungkas Tutuka.