Penyelenggara Transportasi Umum Jakarta Imbau Masyarakat Tak Keluar Rumah

JAKARTA - Sejumlah masyarakat tetap mengakses sarana transportasi umum seperti TransJakarta dan Moda Raya Terpadu (MRT) walaupun Pemprov DKI telah melakukan pengurangan armada akibat penyebaran virus corona atau COVID-19. Karena keterbatasan armada tadi, masyarakat jadi kesulitan dan mengantri berjam-jam untuk mengakses transportasi umum tersebut.

Menanggapi kepadatan di TransJakarta, Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta Nadia Diposanjoyo menyarankan masyarakat tetap berada di rumah jika tak ada keperluan yang mendesak untuk menjalankan instruksi dari Presiden Joko Widodo dan imbauan dari World Health Organization (WHO).

"Hal ini sesuai dengan instruksi dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan himbauan dari Organisasi Kesehatan Dunia, WHO dalam upaya meminimalisir penyebaran Virus COVID-19 atau Corona dengan bekerja beribadah dan belajar di rumah," kata Nadia kepada wartawan melalui keterangan tertulisnya, Senin, 16 Maret.

Jika memang masyarakat terpaksa untuk keluar rumah, Nadia mengimbau para pengguna jasa TransJakarta untuk tetap mengikuti arahan dari petugas baik yang berada di dalam bus ataupun di halte. Selain itu, para penumpang juga diimbau membatasi ruang gerak dan bersentuhan dengan orang lain. Tujuannya, untuk mencegah penyebaran virus di keramaian.

"Masyarakat tetap dihimbau untuk sebaiknya membatasi ruang gerak dan bersentuhan dengan individu lain dengan cara membatasi ruang gerak dan berkumpul sementara waktu guna meminimalisir penyebaran virus. Untuk itu, tentunya kami memohon pengertian dan kesabaran pelanggan setia kami, untuk kebaikan bersama," ungkapnya.

Terkait mobilitas pelayanan pelanggan, Nadia mengatakan pihaknya saat ini menurunkan sebanyak total 290 unit bus yang terdiri dari gabungan bus Maxi dan bus gandeng dan akan melayani di 13 koridor Transjakarta.

Sedangkan untuk mengantisipasi penumpukan penumpang, Nadia meminta pengguna transportasi Transjakarta bisa mengatur waktu perjalanan mereka untuk menghindari jam sibuk dan kemungkinan berdesak-desakan di dalam bus.

"Sebagai pengingat, operasional kami sore ini hanya sampai pukul 18.00 WIB, sehingga kami himbau pelanggan untuk mengatur sebaik baiknya jadwal perjalanan pulang ke rumah sebelum jam 18.00 WIB dan kembali memastikan tidak berdesak-desakan."

Sementara itu, Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhamad Kamaluddin mengatakan pembatasan armada yang mereka lakukan sudah sejalan dengan koordinasi yang dilakukan pemerintah untuk membatasi pergerakan di perkotaan.

Agar tak terjadi antrian, Kamaluddin meminta masyarakat menjalankan imbauan belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah. Apalagi, berdasarkan arahan pemerintah, saat ini angkutan umum di Jakarta hanya difokuskan untuk pekerja yang perlu menangani COVID-19 seperti pekerja medis ataupun pelayanan publik lainnya yang memang tak bisa dilakukan dari rumah.

"Layanan angkutan umum pada hari ini bukan ditujukan untuk mobilitas pekerja normal ke kantor, yang sudah dihimbau untuk bekerja dari rumah," ungkap Kamaluddin.

Dia kemudian mengatakan ada empat stasiun yang dipadati oleh calon penumpang. Diantaranya adalah Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, dan Dukuh Atas. Sementara untuk sembilan stasiun lainnya, Kamaluddin mengatakan seluruh antriannya dinyatakan normal.

"Kalau di luar jam sibuk masih berjalan Normal. Kalau di lihat di stasiunnya, social distancing terjaga, keretanya juga berjarak," kata dia. 

"Ini sebetulnya di dalam kereta risiko penularan lebih tinggi, karena ruangan tertutup, ber-AC, banyak orang. Sementara kalau di luar itu masih ada sirkulasi udara," tutupnya.