3.041 Pengungsi Banjir Kudus Sudah Kembali ke Rumah
JAKARTA - Sebanyak 3.014 orang warga Kabupaten Kudus yang mengungsi setelah menjadi korban banjir dilaporkan sudah kembali ke rumah masing-masing pada Rabu 27 Maret.
Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Mundir dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipantau di Jakarta, Rabu 27 Maret.
Mundir menjelaskan, ribuan orang pengungsi itu merupakan warga dari lima kecamatan meliputi Kaliwungu, Undaan, Mejobo, Jekulo dan Jati. Mereka sebelumnya terpaksa diungsikan oleh tim gabungan setelah rumah masing-masing digenangi banjir setinggi lebih dari 2 meter.
Banjir menggenangi pemukiman penduduk tersebut ditimbulkan akibat hujan dan diperparah oleh derasnya volume kiriman air sungai dari kawasan hulu Jawa Tengah yang mengalir ke Kudus, pada Minggu 10 Maret.
Pusdalops BPBD Kudus mengonfirmasi setidaknya selain menyebabkan kerusakan ringan pada rumah penduduk yang tergenang di 31 desa, banjir tersebut juga merendam 1.302 hektar lahan pertanian hingga menyebabkan gangguan panen. Bahkan, hingga saat ini banjir juga masih menggenangi jalan penghubung antardesa dengan ketinggian 5-20 centimeter.
“Ini karena akses pembuangan air yang menuju Sungai Juwana yang hilirnya ada di Kabupaten Pati sudah mengalami pendangkalan dan penyempitan sehingga arus tidak berjalan dengan cepat,” kata dia, disitat Antara.
Baca juga:
- Kubu Ganjar-Mahfud Bakal Hadirkan Kades Jadi Saksi Sidang Sengketa Pilpres 2024
- Kembali Tebar Rumor Putusan MK, Denny Indrayana: Ada Potensi Permohonan Paslon 01 dan 03 Dikabulkan
- Ganjar: Kita di Sini Niat Sederhana, Mengingatkan Mereka yang Cepat Lupa pada Cita-cita Reformasi
- Ganjar-Mahfud Minta Pilpres Diulang Tanpa Prabowo-Gibran Paling Lambat 26 Juni
Terlepas dari itu, Mundir menyatakan sudah melakukan upaya mitigasi jangan sampai banjir kembali melanda penduduk setempat sesuai dengan tugas dan fungsi yang dimiliki BPBD Kudus bersama instansi pemerintah daerah terkait lainnya.
Adapun setidaknya dua upaya mitigasi yang dilakukan dan telah bersifat permanen, yakni membuka pintu pembuangan air menuju Sungai Wulan di Demak karena elevasinya lebih rendah dari permukiman dan mengaktifkan secara permanen holder air yang ada di wilayah Kudus.
“Tentu tentu kami tidak berharap ada banjir susulan lagi, ini sudah cukup, kami sudah dua kali mengalami banjir dan menampung banyak pengungsi termasuk dari Demak. Namun kami juga tentu berupaya memitigasinya dengan harapan air yang melewati Kudus bisa segera dialirkan dan tidak meluap menjadi banjir,” ujarnya.