Aerospace Corporation Relokasi Kantor Pusat karena Perubahan Struktur Pelaporan
JAKARTA – Aerospace Corporation, pusat penelitian dan pengembangan untuk program ruang angkasa AS, mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan kantor pusat yang ada di El Segundo, California.
Disampaikan oleh Aerospace beberapa waktu lalu, kantor pusat ini akan dipindahkan ke Washington DC. Meski kantornya akan direlokasi, Aerospace mengatakan bahwa mereka tidak akan mengurangi jumlah karyawan sedikit pun.
Sementara itu, Presiden sekaligus Kepala Eksekutif Aerospace, Steve Isakowitz, mengatakan bahwa relokasi kantor pusat ini didorong oleh perkembangan lanskap luar angkasa di pemerintahan AS. Aerospace juga ini lebih dekat dengan para pengambil keputusan.
"Apa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir benar-benar mendorong tren besar yang menjadikannya alasan yang sangat kuat untuk pergi ke Washington DC,” kata Isakowitz kepada Spacenews.
Isakowitz mengatakan bahwa Aerospace ingin melayani para pelanggan dengan lebih efektif. Mereka juga ingin memperkuat pembentukan Angkatan Luar Angkasa AS (USSF) melalui nasihat teknis yang selalu mereka berikan ke cabang militer tersebut.
Baca juga:
- Terraform Labs dan Do Kwon, Menghadapi Persidangan atas Tuduhan Penipuan di New York
- UE Mulai Investigasi Apple, Google, dan Meta atas Pelanggaran Aturan Teknologi UE
- Tips Memilih Kamera Pengawas yang Optimal untuk Pemantauan Keamanan Rumah Selama Mudik
- Tips Penggunaan Kamera Pengawas Selama Mudik Lebaran
Selain USSF, Aerospace juga ingin lebih dekat dengan Space Development Agency dan Space Warfighting Analysis Center yang ada di Washington DC. Menurut Isakowitz, pendekatan ini penting dilakukan karena perubahan struktur pelaporan.
"Struktur pelaporan telah berubah. Dan kita punya program besar seperti Artemis milik NASA," ungkap Isakowitz. "Ruang dalam agenda Kongres dan Gedung Putih menjadi jauh lebih tinggi karena mereka melihat pentingnya kegiatan-kegiatan ini.”
Dalam relokasi pusat kantor ini, Aerospace akan menginvestasikan dana sebesar 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,5 triliun. Dana ini akan digunakan untuk kegiatan teknik dan penelitian yang dibutuhkan di kantor tersebut.