Wamenkominfo: Perpres Publisher Rights Diapresiasi di Summit for Democracy Ke-3

JAKARTA - Dalam Summit for Democracy ke-3 yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan bahwa mencari keseimbangan antara keberlanjutan media di tengah disrupsi teknologi masih dalam pergulatan.

Menurut Nezar, hal ini dikarenakan belum ditemukannya bisnis model yang ideal untuk semua media yang ada di seluruh dunia. Karena, jika ditemukan satu bisnis model yang ideal untuk satu media, belum tentu ideal juga untuk media lainnya.

"Karena itu pencarian ini masih terus berlangsung, terutama media saat ini harus masuk ke dalam ruang digital dan bertemu dengan perusahaan-perusahaan digital platform yang mendistribusikan konten media," kata Nezar kepada media pada Jumat, 23 Maret di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta.

Selain itu, konferensi ini juga membahas tentang cara suatu negara menghadapi disrupsi teknologi. Di mana, Nezar mengaku langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menjaga keseimbangan media berkelanjutan banyak diapresiasi.

"Mereka mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia, terutama Peraturan Presiden mengenai publisher rights. Menurut mereka, Indonesia bisa dijadikan contoh mengkombinasikan antara menjaga keberlanjutan media atau media sustainability dengan mendukung jurnalisme berkualitas," ujarnya.

Nezar menambahkan, "Karena pada umumnya untuk mengatur satu keseimbangan baru antara industri media dengan global media platform ini pada umumnya hanya melihat dari perspektif bisnis to bisnis. Nah Indonesia menempuh jalan yang lain yaitu mencoba memberikan ruang bagi jurnalisme berkualitas untuk bisa tetap eksis di tengah gempuran platform global ini.