Amerika Serikat Akui Peran UNRWA Tidak Tergantikan, Tapi Penghentian Pendanaan Bisa Jadi Permanen

JAKARTA - Para pejabat Amerika Serikat sedang mempersiapkan jeda pendanaan untuk badan bantuan utama PBB bagi warga Palestina menjadi permanen karena adanya penolakan di Kongres, meskipun Pemerintahan Presiden Joe Biden bersikeras pekerjaan kemanusiaan kelompok bantuan tersebut sangat diperlukan.

Amerika Serikat, yang merupakan donor terbesar UNRWA, memberikan 300-400 juta dolar AS per tahun, mengatakan mereka ingin melihat hasil penyelidikan tersebut dan langkah-langkah perbaikan yang diambil, sebelum mereka mempertimbangkan untuk melanjutkan pendanaan.

Bahkan jika jeda tersebut dicabut, hanya sekitar 300.000 dolar AS yang tersisa dari dana yang telah dialokasikan, yang akan dikucurkan ke UNRWA. Lebih dari itu, akan membutuhkan persetujuan kongres.

Penolakan bipartisan di Kongres untuk mendanai UNRWA membuat Amerika Serikat tidak mungkin melanjutkan sumbangan rutin dalam waktu dekat, kendati negara-negara seperti Swedia dan Kanada telah menyatakan mereka akan melanjutkan kontribusi untuk UNRWA.

Sebuah rancangan undang-undang pendanaan tambahan di Kongres AS yang mencakup bantuan militer untuk Israel dan Ukraina dan didukung oleh Pemerintahan Presiden Biden, berisi ketentuan yang akan menghalangi UNRWA untuk menerima dana jika rancangan tersebut disahkan.

Para pejabat AS mengatakan, mereka mengakui "peran penting" yang dimainkan UNRWA dalam mendistribusikan bantuan di daerah kantong yang padat penduduknya dan nyaris kelaparan akibat serangan Israel dalam lima bulan terakhir.

"Kami harus merencanakan fakta bahwa Kongres mungkin akan membuat jeda tersebut menjadi permanen," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, melansir Reuters 13 Maret.

Washington telah berupaya untuk bekerja sama dengan mitra-mitra kemanusiaan di lapangan, seperti UNICEF dan Program Pangan Dunia (WFP), untuk terus memberikan bantuan.

Namun para pejabat menyadari bahwa UNRWA sulit untuk digantikan.

"Ada organisasi lain yang sekarang menyediakan beberapa distribusi bantuan di dalam Gaza, tetapi peran utama yang dimiliki UNRWA tidak dapat digantikan oleh organisasi lain karena pekerjaan mereka yang telah berlangsung lama dan jaringan distribusi serta sejarah mereka di dalam Gaza," ujar Miller.

Sementara itu William Deere, direktur Kantor Perwakilan UNRWA di Washington, mengatakan kepada Reuters bahwa dukungan AS mencapai sepertiga dari anggaran UNRWA.

"Itu akan sangat sulit untuk digantikan," katanya.

"Harap diingat UNRWA lebih dari sekadar Gaza. Ini adalah pelayanan kesehatan, pendidikan dan layanan sosial. Ini adalah Yerusalem Timur, Tepi Barat, Yordania, Suriah, Lebanon," paparnya.

Beberapa anggota Senat dari Partai Demokrat, termasuk Senator Chris Van Hollen, bersama dengan beberapa anggota DPR yang progresif, telah menentang pelarangan tanpa batas waktu atas pendanaan untuk UNRWA.

Namun, setiap pendanaan baru akan membutuhkan dukungan dari setidaknya beberapa anggota Partai Republik, yang memegang mayoritas di DPR. Banyak pihak yang telah menyatakan penolakan mereka terhadap UNRWA.

"UNRWA adalah kedok, jelas dan sederhana," anggota parlemen dari Partai Republik Brian Mast, ketua Sub-Komite Urusan Luar Negeri DPR untuk Pengawasan dan Akuntabilitas, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Badan ini menyamar sebagai organisasi bantuan sambil membangun infrastruktur untuk mendukung Hamas. Secara harfiah menyalurkan uang pajak Amerika untuk terorisme," kata Mast.

Diketahui, Amerika Serikat, bersama dengan lebih dari selusin negara, menangguhkan pendanaannya untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) pada Bulan Januari, setelah Israel menuduh 12 dari 13.000 karyawan badan tersebut di Gaza, berpartisipasi dalam serangan Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober.

PBB telah meluncurkan sebuah investigasi atas tuduhan tersebut, sementara UNRWA memecat beberapa staf setelah Israel memberikan informasi mengenai tuduhan itu kepada badan tersebut.

UNRWA didirikan pada tahun 1949 melalui resolusi Majelis Umum PBB, setelah perang yang terjadi setelah berdirinya Israel, ketika 700.000 orang Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka.

Saat ini, UNRWA secara langsung mempekerjakan 30.000 warga Palestina, melayani kebutuhan sipil dan kemanusiaan dari 5,9 juta keturunan para pengungsi, di Jalur Gaza, Tepi Barat dan di kamp-kamp yang luas di negara-negara Arab yang berdekatan.

Di Gaza, UNRWA mengelola sekolah-sekolah di daerah kantong tersebut, klinik-klinik kesehatan primer dan layanan-layanan sosial lainnya, serta mendistribusikan bantuan kemanusiaan