Pengembangan PLTS Atap Baru Mencapai 140 MW

JAKARTA - Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Jisman Hutajulu mengungkapkan, hingga Desember 2023 capaian pengembangan PLTS Atap baru mencapai 140 megawatt (MW).

Rendahnya pencapaian ini dikatakan Jisman perlu dilakukan percepatan pengembangan PLTS Atap.

"Sejak tahun 2018, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM tentang PLTS Atap untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam penyediaan energi bersih," ujar Jisman dalam sambutannya pada Sosialisasi PLTS Atap di Gedung Kementerian ESDM, Selasa 5 Maret.

Jisman menambahkan, pemerintah memandang bahwa implementasi regulasi PLTS Atap belum mencapai potensi optimalnya, namun dirinya yakin tantangan ini dapat diatasi dengan kerja keras, inovasi, dan kolaborasi seluruh stakeholders baik pemerintah, akademisi, badan usaha, media, serta masyarakat.

"Dalam rangka merespon dinamika yang berkembang, dan upaya percepatan, serta meningkatkan implementasi PLTS Atap, Kementerian ESDM telah menerbitkan Permen ESDM No.2 Tahun 2024 tentang PLTS Atap yang Terhubung pada Jaringan Pemegang Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum (IUPTLU) sebagai revisi terhadap Permen ESDM No.26 tahun 2021. Permen ini mengatur instalasi PLTS Atap baik untuk PLN, maupun Wilus non-PLN," beber Jisman.

Jisman melanjutkan, trend harga PLTS dari tahun ketahun semakin turun sehingga dengan pemanfaatan PLTS secara masif dapat menurunkan biaya pokok tenaga listrik dan mendorong efisiensi nasional.

"Selain itu masa Pembangunan PLTS relatif singkat," kata dia.

Dia menambahkan, saat ini pemerintah terus melakukan optimalisasi pemanfaatan energi surya melalui PLTS Atap.

Apalagi, lanjutnya, pengembangan PLTS Atap melibatkan partisipasi masyarakat luas yang dapat memberikan manfaat yakni, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, sehingga dapat menurunkan emisi GRK, menghemat listrik disiang hari, dan dapat mengedukasi langsung masyarakat tentang energi terbarukan.

"Memasang PLTS Atap merupakan langkah cerdas untuk masa depan berkelanjutan dan hemat energi," pungkas Jisman.