JAKARTA - Indonesia diketahui memiliki sumber energi baru terbarukan yang melimpah hingga 3,6 Terawatt (TW) dengan 3,3 TW berasal dari energi matahari.
Meskipun memiliki potensi yang besar, Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Jisman Hutajulu mengatakan energi yang baru dimanfaatkan RI masih kurang dari 1 persen.
"Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah lebih dari 3,6 TW, yang sebagian besar berasal dari energi matahari yaitu 3,3 TW namun baru dapat dimanfaatkan kurang dari 1 persen," ujar Jisman dalam sambutannya pada Sosialisasi Permen ESDM nomor 2/2024, Selasa 5 Maret.
Dikatakan Jisman, saat ini bauran energi primer RI masih didominasi oleh energi fosil. Padahal, tren harga PLTS dari tahun ketahun semakin menurun, sehingga dengan pemanfaatan PLTS secara masif dapat menurunkan biaya tenaga Listrik dan mendorong efisiensi nasional. Selain itu masa Pembangunan PLTS relatif singkat.
Lebih jauh Jisman bilang, hingga akhir tahun 2023, capaian bauran EBT di Indonesia baru mencapai 13 persen.
"Pemerintah terus mendorong percepatan pengembangan EBT agar baurannya terus meningkat setiap tahunnya. Melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030, porsi pembangkit EBT direncanakan lebih besar yaitu 52 persen, dibandingkan pembangkit energi fosil yang hanya 48 persen," beber Jisman.
BACA JUGA:
Untuk itu, kata dia, pemerintah terus melakukan optimalisasi pemanfaatan energi surya melalui PLTS Atap. Sejak tahun 2018, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM tentang PLTS Atap untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam penyediaan energi bersih.
"Pemerintah mengapresiasi upaya dari setiap pemangku kepentingan dalam pengembangan PLTS Atap, dengan barbagai hambatan yang dihadapi, capaian pengembangan PLTS Atap hingga Desember 2023 baru mencapai 140 MW, sehingga perlu dilakukan percepatan pengembangan PLTS Atap," pungkas Jisman.