Dari Hacker Menjadi Saksi, Kisah Pencuri Bitcoin Bitfinex yang Membongkar Mixer Kripto
JAKARTA - Pada tahun 2016, dunia kripto digemparkan oleh peretasan besar-besaran yang menimpa Bitfinex, salah satu bursa kripto terbesar saat itu. Sebanyak 119.756 Bitcoin, yang kini bernilai sekitar Rp67,8 triliun, berhasil dicuri oleh seorang hacker yang tidak diketahui identitasnya. Namun, tujuh tahun kemudian, misteri tersebut terungkap, setelah salah satu pelaku peretasan tersebut ditangkap dan menjadi saksi negara dalam kasus lain yang melibatkan layanan pencampuran kripto Bitcoin Fog.
Sebagaimana dilansir dari CryptoPotato, Ilya Lichtenstein, 34 tahun, adalah pria di balik peretasan Bitfinex yang mengakibatkan kerugian besar bagi bursa kripto tersebut. Ia ditangkap pada tahun 2023 bersama dengan istrinya, Heather Morgan, 31 tahun, atas tuduhan pencucian uang dan konspirasi untuk menipu Amerika Serikat. Pasangan tersebut mengaku bersalah dan mengaku telah menggunakan berbagai cara untuk menyembunyikan asal-usul Bitcoin yang dicuri, termasuk melalui layanan pencampuran kripto yang memutuskan jejak transaksi.
Salah satu layanan pencampuran kripto yang digunakan oleh Lichtenstein adalah Bitcoin Fog, yang diduga dioperasikan oleh Roman Sterlingov, seorang warga ganda Rusia-Swedia. Layanan ini diklaim dapat memberikan anonimitas dan privasi bagi pengguna kripto, terutama yang terlibat dalam aktivitas ilegal di dark web, seperti perdagangan narkoba. Sterlingov ditangkap pada April 2021 dan diadili di Washington, D.C., dengan tuduhan pencucian uang, mengoperasikan bisnis pengiriman uang tanpa izin, dan melakukan transmisi uang tanpa izin yang diperlukan di Distrik Columbia.
Baca juga:
Lichtenstein menjadi saksi kunci dalam persidangan tersebut, yang berlangsung pekan ini. Ia memberikan kesaksian tentang bagaimana ia menggunakan Bitcoin Fog sekitar sepuluh kali untuk mencuci sebagian dari Bitcoin yang dicuri dari Bitfinex, senilai sekitar Rp54,1 miliar. Ia mengatakan bahwa ia memilih layanan tersebut karena reputasinya sebagai salah satu pencampuran kripto tertua dan terpercaya. Namun, ia juga mengaku bahwa ia kemudian beralih ke layanan lain yang lebih efektif, seperti Helix.
Pengacara Sterlingov, Tor Ekeland, berusaha membantah kesaksian Lichtenstein dengan menunjukkan bahwa tidak ada bukti kuat yang menghubungkan kliennya dengan Bitcoin Fog. Ia juga menanyakan kredibilitas Lichtenstein sebagai saksi, dengan mengungkit penggunaan narkoba dan identitas palsu yang digunakan olehnya. Lichtenstein mengakui bahwa ia membeli jamur dan LSD di dark web, tetapi ia menegaskan bahwa ia sadar selama melakukan peretasan Bitfinex.
Lichtenstein juga mengungkapkan motif di balik peretasan Bitfinex, yang ia lakukan bersama dengan seorang rekannya yang tidak disebutkan namanya. Ia mengatakan bahwa ia mengalami masalah keuangan dengan startup teknologi yang ia dirikan di San Francisco, dan merasa bosan dengan bisnis tersebut. Ia kemudian merekrut istrinya, yang menyebut dirinya sebagai “Crocodile of Wall Street”, untuk membantunya menyembunyikan Bitcoin yang dicuri. Istrinya, yang merupakan seorang rapper, sering memamerkan kekayaan mereka di media sosial dengan berbagai barang mewah.
Pasangan tersebut menggunakan identitas palsu untuk membuka rekening online, dan menyamarkan jejak transaksi dengan mendepositkan dan menarik dana melalui bursa kripto dan pasar dark web. Mereka juga membelanjakan sebagian dari Bitcoin yang dicuri untuk membeli non-fungible token (NFT), emas, dan kartu hadiah Walmart. Namun, aksi mereka terbongkar setelah otoritas AS berhasil melacak dan menyita sebagian besar Bitcoin yang dicuri, senilai sekitar Rp54,1 triliun.
Peretasan Bitfinex merupakan salah satu kasus pencurian kripto terbesar dalam sejarah, yang mengguncang industri kripto dan menimbulkan keraguan tentang keamanan dan kepercayaan terhadap bursa kripto. Bitfinex sendiri sempat menawarkan hadiah hingga Rp6 triliun bagi siapa pun yang dapat membantu menemukan pelaku peretasan tersebut. Bitfinex juga mengatakan bahwa mereka telah bekerja sama dengan Departemen Kehakiman AS sejak penyelidikan dimulai, dan akan terus mengikuti proses hukum yang sesuai untuk menetapkan hak mereka untuk pengembalian Bitcoin yang dicuri.