Garap Bisnis Penyimpanan Karbon, Pertamina d ExxonMobil Rencana Bor Cekungan Sunda Asri Tahun Ini

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) bersama ExxonMobil Indonesia berencana melakukan pengeboran pada Cekungan Sunda Asri sebagai tempat penyimpanan Karbon atau Carbon Capture Storage (CCS).

Wakil DIrektur Utama Pertamina, Wiko Migantoro mengatakan, rencananya pengeboran sumur appraisal tersebut dilakukan pada akhir tahun ini.

"Diharapkan akhir tahun ini atau awal tahun depan kita sudah ada bor sumur appraisal. Dari situ nanti ada milestone lagi kita bisa menghitung berapa biaya sesungguhnya untuk CCS termasuk total investasinya," ujar Wiko kepada media di Bojonegoro yang dikutip Sabtu 2 Maret.

Dikatakan Wiko, pengeboran sumur appraisal ini penting dilakukan untuk membuktikan reservoir target tersebut sesuai dengan kebutuhan storage. Untuk itu Pertamina telah mulai melakukan persiapan melakukan pengadaan terhadap alat-alat yang dibutuhkan dalam pengeboran ini.

Wiko juga menyebut sat ini Pertamina dan ExxonMobil masih menunggu aturan turunan Peraturan Presiden (Perpres) No 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon.

Sebelumnya setelah Perpres terkait aturan penyelenggaraan CCS tersebut diterbitkan, pihaknya dan Exxon menyiapkan Cekungan Sunda Asri sebagai kandidat sumur penyuimpanan karbon.

"Sampai sekarang kita masih menunggu turunan regulasinya dari perpres itu. Pak Dirjen kami sudah koordinasi dengan ESDM mungkin di Juni awal sudah terbit turunannya," tambah Wiko.

Sambil menunggu aturan turunan, kata dia, pihaknya bersama ExxonMobil menyiapkan konsep kerja sama.

"Kita membuat konsep dua ya, apakah amandemen PSC (Production Sharing Contract) yang sekarang, atau nanti kontrak baru tadi yang dikatakan injection sharing atau apa kita belum tau seperti apa," beber dia.

Wiko bilang, salah satu permintaan potensial dari CCS Sunda Asri ini adalah Kilang Petrokimia Hijau yang sedang digarap ExxonMobil.

"Bisa saja terjadi potential demand. Nanti tetep kita mapping juga bagaimana. FID (Final Investment Decision) diharapkan mungkin di 2026 awal di situ semua sudah settle mengenai appraising, demand, kapasitas storage," pungkas Wiko.