UniPin Bagikan Tips untuk Memulai Karir di Industri Esports
JAKARTA - UniPin Community kembali menyelenggarakan webinar untuk mengedukasi kalangan mahasiswa untuk dapat memahami lebih dalam mengenai seluk beluk komunitas esports.
Mengangkat topik “Unlocking Gateway to Gaming & Esports Careers: HR Insights, Tips, Expertise for Professional Journey”, Arya Bintang selaku VP Global HRGA UniPin membagikan ilmu tentang jenjang karir di industri esports.
Arya menjelaskan bahwa industri gaming dan esports lebih dari sekedar atlet-atlet atau talent yang ada di depan layar. Di balik itu, banyak kesempatan kerja yang terbuka di sektor gaming dan esports.
“Ada HR, ada finance, ada marketing, bahkan perusahaan-perusahaan gaming yang besar mungkin punya psikolog sendiri. Kemudian ada researcher, penulis gaming, lawyer, dan lain-lain,” katanya.
Jadi menurutnya, untuk terjun ke industri esports itu bisa berasal dari berbagai fakultas, mungkin profesi-profesi seperti ini yang lebih bisa relate dengan divisi yang dibutuhkan.
Meski pengalaman adalah salah satu pertimbangan besar bagi HRD, pendidikan masih jadi hal utama yang jadi pertimbangan dalam memilih kandidat. Arya memaparkan beberapa keahlian utama yaitu hard skill dan soft skill yang dibutuhkan di dunia kerja khususnya industri gaming.
“Hard skill atau technical skill itu dapatnya dari pendidikan formal, pelatihan, atau sertifikasi. Selain itu, soft skill juga penting. Memang ini gampang-gampang susah karena berdasarkan pengalaman dari lingkungan, contohnya soal kejujuran dan kemampuan kepemimpinan,” ujar Arya.
Baca juga:
- UniPin dan Zepetto Hadirkan Turnamen Point Blank Berhadiah Puluhan Juta
- EVOS dan AXIS Merayakan 5 Tahun Dedikasi dalam Membangun Pondasi Kuat Esports di Indonesia
- Persija Esports Hadirkan Turnamen MLBB Berseri: Persija Esports Championship 2024
- Mulai Debut di MDL Season 9, Persija Esports MLBB Tidak Targetkan Juara
Namun, Arya menambahkan, hal lain yang tak kalah penting dalam proses pencarian kerja adalah soal personal branding.
“Kami orang talent biasanya melihat kandidat, selain dari CV, kami juga melihat LinkedIn. Di situ silakan teman-teman tulis aja pengalaman organisasi, pengalaman ikut kegiatan apa saja, berhubungan juga dengan rekan-rekan sejawat, cari koneksi, setelah itu baru teman-teman bisa cari pekerjaan yang diinginkan dengan referensi dari koneksi-koneksi itu,” pungkasnya.