Pejabat Hamas Sebut Gencatan Senjata Permanen Bukan Syarat Tahap Pertama Kesepakatan Soal Sandera
JAKARTA - Pejabat Hamas Mohammad Nazzal mengatakan kelompok militan Palestina tersebut tidak menuntut agar Israel menyetujui gencatan senjata pada tahap pertama kesepakatan penyanderaan, namun akan melakukannya pada tahap selanjutnya.
Jika mereka benar-benar mewakili posisi resmi Hamas (Nazzal tidak terlihat sebagai bagian dari lingkaran dalam pengambil keputusan Hamas), pernyataan yang disampaikan kepada Asharq News yang berbasis diArab Saudi seolah-olah akan menandai adanya perubahan kecil.
Sampai saat ini, Hamas secara terbuka menegaskan, mereka tidak akan setuju untuk melepaskan para sandera kecuali gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.
"Harus ada gencatan senjata permanen cepat atau lambat, tapi hal itu tidak harus terjadi pada tahap pertama," kata Nazzal kepada Asharq News, dikutip dari The Times of Israel 29 Februari.
Lebih jauh dia menjelaskan, tim perunding telah menyusun kerangka kerja di mana kesepakatan penyanderaan akan dilaksanakan secara bertahap, dengan tahap kedua dan ketiga masih belum terselesaikan.
Nazzal mengindikasikan, pada akhir tahap kedua atau ketiga perjanjian, Israel harus menyetujui gencatan senjata permanen dan menarik pasukannya dari Jalur Gaza.
Baca juga:
- Presiden Brasil Lula Berharap Joe Biden Menangi Pemilihan Presiden AS 2024
- Pemerintah Korea Selatan Kerahkan Dokter Militer ke Rumah Sakit di Tengah Mogok Massal
- Presiden Komisi Eropa Usulkan Penggunaan Aset Rusia yang Dibekukan untuk Beli Pasokan Militer Ukraina
- Ismail Haniyeh Sebut Hamas Fleksibel dalam Bernegosiasi, Tapi Juga Siap untuk Terus Berperang
"Mereka dapat mulai menempatkan diri mereka di luar kawasan pemukiman besar (pada tahap pertama), namun setelah itu mereka harus meninggalkan Jalur Gaza," terang Nazzal.
Jika tidak ada pertikaian di antara berbagai fase kesepakatan, sepertinya tidak akan ada implikasi praktis dari sikap yang dijelaskan oleh Nazzal.