Pidato dari Istri Kritikus Alexei Navalny yang Menggetarkan Parlemen: Putin Harus Bertanggung Jawab
JAKARTA - Pidato dari istri kritikus Alexei Navalny, Yulia Navalnaya menggetarkan parlemen dengan tepuk tangan meriah. Ia menyebut mendiang suaminya tak akan melihat Rusia yang indah di masa depan.
Ia memberi tahu parlemen bahwa mereka harus melawan 'geng kriminal ini' dan mendesak penyelidikan keuangan sebagai kunci alih-alih metode diplomatik.
"puluhan juta orang Rusia menentang Putin dan mereka tidak boleh dianiaya," tegasnya dalam pidato dilansir dari BBC, Rabu, 28 Februari.
Navalanaya menambahkan, Putin harus menjawab atas apa yang telah dia lakukan terhadap Rusia, Ukraina, dan suaminya.
"Putin harus bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan terhadap negara saya. Putin harus bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan terhadap negara tetangga yang damai. Dan Putin harus menjawab semua yang telah dia lakukan terhadap Alexei," kata Navalanaya.
Diakhiri dengan penghormatan kepada Navalny, dia menambahkan
"Suamiku tidak akan pernah melihat seperti apa Rusia yang indah di masa depan, tapi kita harus melihatnya. Dan saya akan melakukan yang terbaik untuk mewujudkan mimpinya, kejahatan itu akan jatuh dan masa depan yang indah ini akan datang."
Alexei Navalny akan dimakamkan di sebuah pemakaman di Moskow pada hari Jumat, pekan ini. Kebaktian akan diadakan di Pemakaman Borisovskoye, setelah upacara perpisahan di distrik Maryino.
Pada hari Selasa, 27 Februari, sebagaiamana dikutip dari BBC, juru bicara pemimpin oposisi mengatakan, timnya sedang berjuang untuk menemukan rumah duka setelah beberapa menolak mengadakan kebaktian ketika mereka mengetahui untuk siapa.
Alexei Navalny tiba-tiba meninggal di penjara Arktik awal bulan ini. Selama bertahun-tahun, dia adalah kritikus paling terkenal terhadap Vladimir Putin.
Janda Navalny, Yulia Navalnaya, serta beberapa pemimpin dunia, secara langsung menyalahkan presiden Rusia atas kematiannya.
Tim Navalny awalnya ingin mengadakan pemakaman pada 29 Februari, tetapi "dengan cepat menjadi jelas bahwa tidak ada satu orang pun di sekitar yang dapat menggali kuburan pada hari itu", Ivan Zhdanov, direktur Yayasan Antikorupsi Alexei Navalny, menulis di X.