SK Telecom Berkolaborasi dengan Startup AI Perplexity, Munculkan Alternatif Google
JAKARTA - SK Telecom, penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Korea Selatan, bermitra dengan startup kecerdasan buatan (AI) Amerika Serikat, Perplexity, untuk menawarkan mesin pencari berbasis kecerdasan buatan kepada penggunanya sebagai alternatif bagi Google dan Naver.
Perusahaan tersebut menyatakan, kerja sama ini akan memungkinkan pelanggan SK Telecom untuk menggunakan versi berbayar Perplexity secara gratis, dan bagi SK Telecom untuk mengakses model-model eksklusif Perplexity untuk membangun produk asisten AI pribadi dengan akses ke informasi real-time.
“Detail tentang kemitraan, termasuk waktu peluncuran versi Pro Perplexity kepada pengguna SKT, masih perlu diatur,” kata tim investasi SKT dalam sebuah wawancara. “Kemitraan ini bisa berkembang secara finansial karena SK Telecom tidak menutup kemungkinan untuk berinvestasi atau membentuk joint venture dengan Perplexity”.
"Ini adalah situasi saling menguntungkan karena SK Telecom memberikan nilai tambah lebih kepada pelanggannya dan kami mendapatkan akses ke pelanggan mereka melalui saluran distribusi mereka," kata CEO Perplexity, Aravind Srinivas dalam sebuah wawancara.
Baca juga:
Sebagai tantangan pencarian Google, Perplexity AI menggunakan model AI generatif untuk menjawab pertanyaan pengguna sambil memberikan sumber informasi. Bulan lalu, Perplexity mengumpulkan 73,6 juta dolar AS (Rp 1,15 triliun) dari investor termasuk Nvidia dan pendiri Amazon, Jeff Bezos. Putaran tersebut dipimpin oleh perusahaan modal ventura IVP dan menilai perusahaan tersebut sekitar 520 juta dolar AS (Rp8,1 triliun).
Menurut data Similarweb, Perplexity yang berbasis di San Francisco, California, mengalami 45,6 juta kunjungan ke situs web dan situs web seluler pada bulan Desember. Perplexity menawarkan versi gratis serta versi berbayar yang membebankan pengguna 20 dolar AS per bulan untuk pencarian tanpa batas.
SK Telecom telah bekerja sama dengan startup Silicon Valley untuk mengakses teknologi masa depan dan menjelajahi penggunaan AI generatif. Tahun lalu, perusahaan tersebut mengumumkan investasi sebesar 100 juta dolar AS (Ro1,5 triliun) dalam pembuat model AI AS, Anthropic, untuk bersama-sama mengembangkan model bahasa besar untuk industri telekomunikasi.