Amandemen Baru Buka Peluang Putin jadi Presiden Seumur Hidup Rusia
JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan di depan parlemen dan disiarkan di televisi bahwa ia percaya amandemen konstitusi akan memungkinkannya mencalonkan diri kembali sebagai presiden pada pemilu berikutnya. Hal tersebut juga dapat dilakukan jika Mahkamah Konstitusi Rusia tidak keberatan.
Sebelumnya, menurut konstitusi, Putin diharuskan meletakkan jabatannya pada 2024, tepatnya ketika periode keduanya sebagai presiden berakhir. Tetapi, seorang anggota parlemen Rusia Bersatu mengubah konstitusi yang memungkinkan mengatur ulang masa jabatan Presiden Putin menjadi nol. Konstitusi tersebut juga memberikan efek, bahwa jika kesehatannya baik, Putin dapat memimpin Rusia hingga 2036 atau ketika ia berusia 83 tahun.
Keputusan itu diambil setelah berbulan-bulan merevisi konstitusi Rusia yang diumumkan pada Januari oleh Putin. Sebelum Putin berpidato di parlemen, beberapa pengamat yakin dia sedang mencari posisi lain di pemerintahan untuk mempertahankan kekuasaannya dan memastikan keselamatan pribadinya setelah meninggalkan kursi kepresidenan.
Dikutip dari Reuters, Kamis 12 Maret 2020, Putin juga sempat mengatakan bahwa Presiden AS Franklin D. Roosevelt menjalani empat periode kepemimpinan karena pergolakan yang dialami negaranya pada saat itu. Oleh karena itu, ia mengingatkan mengapa batas masa jabatan presiden kadang-kadang begitu panjang.
Baca juga:
"Dalam kondisi ketika suatu negara mengalami guncangan dan kesulitan seperti itu, tentu saja... stabilitas mungkin lebih penting dan harus menjadi prioritas," katanya, seraya menambahkan bahwa Rusia masih pulih dari keruntuhan Uni Soviet 1991.
Meskipun mendukung keputusan untuk mengizinkannya kembali menjabat sebagai presiden, Putin mengatakan bahwa presiden masa depan harus mematuhi batas dua masa jabatan. Putin menambahkan dia berharap bahwa suatu hari lembaga kepresidenan di Rusia tidak "begitu dipersonifikasikan hanya satu orang."
"Saya yakin bahwa kita akan melakukan banyak hal besar bersama, setidaknya sebelum 2024. Kemudian kita akan lihat nanti," kata Putin.
Pengkritik Kremlin dan politisi oposisi Alexei Navalny mengatakan dia yakin Putin tengah berusaha menjadi presiden seumur hidup, sementara sekutu Navalny, Ivan Zhdanov, mengecam langkah itu sama dengan kudeta konstitusi.
Putin sendiri sudah berkuasa selama 20 tahun dan menjadi pemimpin terlama di Rusia setelah Joseph Stalin. Jika Putin diperkenankan menjabat sebagai presiden kembali, maka pemerintahannya lebih lama dari diktator Uni Soviet.