Denmark Hibahkan Seluruh Cadangan Artileri untuk Ukraina
JAKARTA - Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen berjanji akan menghibahkan seluruh cadangan persenjataan artilerinya untuk Ukraina, yang saat ini tengah berperang dengan Rusia.
Dalam Konferensi Keamanan Munich yang berlangsung pada 16-18 Februari di Jerman, Frederiksen juga menegaskan pentingnya persatuan antara negara-negara Eropa dalam mendukung Ukraina.
Dukungan dapat ditunjukkan dengan menghibahkan persenjataan, amunisi, dan sistem pertahanan udara yang amat dibutuhkan negara Eropa Timur tersebut, ucapnya.
"Dari pihak Denmark, kami memutuskan mendonasikan seluruh cadangan artileri," kata PM Denmark dilansir ANTARA dari Anadolu, Senin, 19 Februari.
Frederiksen mengkritik pemimpin negara-negara Eropa yang menurutnya memanfaatkan alasan masalah produksi persenjataan sehingga urung mengirimkan persenjataan untuk pihak Ukraina.
"Ini bukan hanya persoalan terkait produksi, karena saat ini kita punya senjata, amunisi, maupun pertahanan udara yang kita tidak gunakan di saat justru seharusnya dikirimkan ke Ukraina," ujarnya.
Ia juga mendorong negara-negara Eropa untuk tidak menunggu Amerika Serikat menyetujui pembiayaan pemasokan senjata untuk militer Ukraina untuk bertindak.
"Tidak peduli apa pun yang akan dilakukan AS nantinya, kita, warga Eropa, harus bisa membela diri. Ini adalah perang yang terjadi di benua Eropa," kata Frederiksen, menegaskan.
Pernyataan itu disampaikan Frederiksen saat Ukraina mengalami kekurangan personel dan amunisi dalam menghadapi rongrongan militer Rusia di garis depan di bagian timur negara itu.
Meski Ukraina terus mendorong supaya persenjataan segera dikirim, menurut Wakil Presiden Komisi Eropa Josep Borrell pada 31 Januari, Uni Eropa hanya akan bisa mengirimkan setengah dari satu juta butir artileri yang dijanjikan pada Maret.
Sisa dari target pengiriman ke Ukraina selanjutnya akan diselesaikan sebelum akhir tahun, kata Borrell.
Denmark merupakan salah satu pemasok senjata terbesar untuk Angkatan Bersenjata Ukraina. Negara itu juga berjanji mengirim 19 unit pesawat tempur F-16 sebelum akhir tahun dan setelah selesai melatih pilot-pilot Ukraina.
Di sisi lain, Rusia berulang kali mengkritisi negara-negara Barat yang terus memasok senjata ke Ukraina. Rusia menganggap tindakan itu hanya akan memperpanjang konflik.