4 Panduan Menerapkan Aktualisasi Diri Menurut Psikolog

YOGYAKARTA – Aktualisasi diri mengacu pada proses mewujudkan dan menggali serta menemukan potensi dan kemampuan diri. Albert Einstein, sebagai contoh, fisikawan terkenal ini tidak hanya berkontribusi pada terobosan sains, tetapi juga mengadvokasi keadilan sosial yang bertujuan untuk kemanusiaan. Mahatma Gandhi, memimpin gerakan kemerdekaan tanpa kekerasan yang mendedikasikan hidupnya untuk mempromosikan perdamaian, keadilan, dan kesetaraan.

Psikolog konseling dan penulis Jeffrey Bernstein, Ph.D., mengatakan bahwa setiap orang ingin mencapai gol yang patut dipuji. Aktualisasi diri, melansir Psychology Today, Senin, 19 Februari, diperkenalkan oleh Abraham Maslow yang mengacu pada proses mewujudkan dan memenuhi potensi serta kemampuan diri. Penting dicatat, proses mengaktualisasi diri adalah perjalanan personal, subyektif, dan dapat bervariasi setiap orang. Namun, Bernstein memberikan panduan berikut untuk menerapkan aktualisasi diri.

1. Kesadaran diri

Banyak pakar menyematkan ‘kesadaran diri’ dalam berbagai aspek berkaitan dengan mental. Secara praksis, kesadaran diri ini berarti memahami diri sendiri dan mengenali tujuan Anda. Maka mulailah luangkan waktu merenungkan nilai-nilai, keyakinan, kekuatan, kelemahan, dan minat Anda. Ini bisa Anda tulis setiap detailnya pada jurnal harian untuk melacak setiap titik perjalanan sambil mengidentifikasi pikiran serta perasaan.

Mengidentifikasi tujuan, penting. Karena dengan begitu, Anda bisa melihat kembali tujuan jangka pendek dan panjang yang telah ditentukan. Ini juga membantu Anda tetap fokus dan termotivasi dalam perjalanan menuju aktualisasi diri.

Ilustrasi panduan menerapkan aktualisasi diri menurut psikolog (Freepik/rawpixel.com)

2. Pertumbuhan dan perkembangan pribadi

Belajar itu dilakukan sepanjang hidup. Maka saran Bernstein, rangkullah peluang untuk belajar dan berkembang. Baik itu melalui pendidikan formal, studi mandiri, atau pengalaman praktis, memperluas pengetahuan dan keterampilan Anda sangatlah penting. Selain merangkul peluang belajar, rangkul juga tantangan untuk berkembang. Keluarlah dari zona nyaman dan temukan aspek baru dalam diri sehingga ketahanan juga ikut berkembang.

3. Keaslian dan perhatian

Banyak orang rela menjadi people pleaser supaya dapat ‘naik tangga’ dengan cepat. Tetapi karena berusaha menyenangkan banyak orang, cenderung tak jujur pada diri sendiri. Padahal menurut Bernstein, jujur pada diri sendiri merupakan cara menumbuhkan kedirian sejati. Hindari menyesuaikan diri dengan ekspektasi masyarakat yang menghambat pertumbuhan pribadi.

Penting pula melatih perhatian penuh, supaya setiap proses betul-betul disadari. Cara ini juga membantu Anda tetap terhubung dengan diri sendiri dan mengurangi stres.

4. Koneksi dan kontribusi yang berarti

Pertumbuhan diri dalam proses menerapkan aktualisasi diri, penting didukung koneksi yang positif. Membina hubungan positif dan dikelilingi orang suportif serta satu visi dan misi itu penting. Kata Bernstein, koneksi yang sehat dapat memberi dukungan emosional dan berkontribusi terhadap kesejahteraan secara keseluruhan. Ditambah lagi, penting pula berkontribusi pada orang lain. Berikan dampak positif pada sekitar Anda yang melibatkan sukarela, pendampingan, atau sekedar bersikap baik dan membantu orang lain.

Psikolog Bernstein mengingatkan kembali, proses menerapkan aktualisasi diri merupakan perjalanan personal. Setiap orang memiliki kualitas dan karakteristik berbeda dalam perjalanannya. Namun, proses mengaktualisasi diri adalah perjalanan berkelanjutan. Artinya penting tetap bersabar, lakukan dengan konsisten, dan berwelas asih pada diri sendiri.