Bagikan:

JAKARTA - Menyoroti penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam penciptaan karya musik, Monita Tahalea melihat adanya unsur lain yang membuat manusia dapat dikatakan lebih unggul.

Monita menilai bahwa manusia punya sisi emosional dan kepercayaan yang mempengaruhi karya-karya yang diciptakan.

“Kalau aku percaya manusia itu punya tiga, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Sebagai seorang seniman nggak bisa dipungkiri, tubuhnya semua disalurkan ke situ, dan emosinya, tapi juga apa yang dipercayai, apa yang selama ini dihidupi, itu semuanya tertuang di karya-karyanya,” kata Monita Tahalea di Menteng, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Bagi Monita, musisi justru harus terbuka terhadap seluruh perkembangan zaman. Namun begitu, ia tetap merasa ada campur tangan Ilahi juga jadi faktor penting ketika manusia berkarya.

“Ketika berkarya itu ada faktor-faktor lain yang di luar pengalaman kita dan skill kita. Ada faktor-faktor yang divine intervention, yang bikin karya tuh bisa impactful bukan hanya dari pendengaran, tapi juga benar-benar bisa bermakna buat penikmatnya maupun buat yang melakukannya,” katanya.

Monita mengatakan, manusia selama hidupnya harus terus mengaktualisasi diri. Seiring kemajuan teknologi, ia meyakini manusia juga akan semakin maju.

“Ya AI itu juga bisa maju terus, kita pun sebagai manusia harus berkembang juga. Aktualisasi diri itu harus,” ujar Monita.

“Selama kita hidup di dunia ini, tujuan kita adalah mengaktualisasi diri. Kita nggak akan mungkin ada di tahap yang kita tahu segalanya. Sampai tua nanti kita akan terus jadi orang yang belajar hal-hal yang baru,” lanjutnya.