Kementerian Kesehatan Gaza Sebut Israel Tangkap 70 Petugas Kesehatan di RS Nasser
JAKARTA - Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan, puluhan tenaga medis ditangkap dalam penyerangan pasukan Israel ke Rumas Sakit Nasser di Gaza selatan pekan lalu, sementara puluhan pasien dipindahkan ke lokasi yang belum diketahui.
Pasukan Israel telah membuat Kompleks Medis Nasser "sepenuhnya tidak berfungsi" dan membuatnya tidak mampu menangani kasus-kasus kritis, kata Kementerian Kesehatan pada Hari Minggu, melansir CNN 19 Februari.
Komentar tersebut mendukung klaim serupa dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mengatakan timnya tidak diizinkan masuk pada hari Jumat atau Sabtu.
Juru bicara kementerian Dr. Ashraf Al-Qidra mengklaim sekitar 70 petugas kesehatan ditangkap oleh pasukan Israel. Sementara, 80 pasien telah dipindahkan dari rumah sakit ke lokasi yang tidak diketahui.
Hanya 25 staf medis yang tersisa di kompleks medis, dan mereka tidak mampu menangani kasus-kasus yang memerlukan perawatan kritis, kata Al-Qidra.
Selama tiga hari, aliran listrik ke kompleks tersebut terputus, sehingga pasokan oksigen dan air terhenti. Sejauh ini, tujuh orang telah meninggal dunia akibat kejadian tersebut, katanya.
Sebelumnya, Rumah Sakit Nasser adalah rumah sakit terbesar yang masih berfungsi di Kota Khan Younis, selatan wilayah kantong Palestina.
Pekan lalu, pasukan khusus Israel menggerebek Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan pada Hari Kamis, satu-satunya rumah sakit terbesar yang masih berfungsi di wilayah itu setelah mengepung fasilitas tersebut selama berhari-hari.
Israel Defense Forces (IDF) mengatakan, mereka "menangkap sejumlah tersangka" di rumah sakit, dan menambahkan bahwa operasi masih berlangsung.
Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan mereka memiliki "informasi intelijen yang dapat dipercaya dari sejumlah sumber, termasuk dari para sandera yang dibebaskan," bahwa Hamas sebelumnya pernah menyandera di rumah sakit tersebut, dengan jenazah para sandera yang meninggal mungkin ada di rumah sakit tersebut.
Kendati demikian, pihak militer Israel tidak merilis bukti tersebut secara terbuka.
Laksda Hagari mengklaim, "teroris Hamas kemungkinan besar bersembunyi di belakang warga sipil yang terluka di dalam Rumah Sakit Nasser saat ini," mengatakan operasi tersebut akan dilakukan "tepat dan terbatas."
"Operasi sensitif ini dipersiapkan dengan tepat dan dilakukan oleh pasukan khusus IDF yang menjalani pelatihan khusus," ungkap Laksda Hagari, mengutip Reuters.
Baca juga:
- Turki Luncurkan Kapal Perang hingga Drone Laut Baru, Presiden Erdogan: Kekuatan AL Kami Meningkat
- Presiden Putin Setujui Pembangunan Kereta Berkecepatan Tinggi yang Menghubungkan Moskow-St.Petersburg
- Jepang Setujui Perluas Tunjangan Bulanan Anak untuk Mengatasi Penurunan Angka Kelahiran
- 84 Persen Fasilitas Kesehatan di Gaza Terdampak Konflik Hamas - Israel, UNRWA: Tidak Ada Tempat Aman
Di sisi lain, kelompok militan Hamas membantah tudingan mereka beroperasi di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
"Hamas tidak punya urusan di rumah sakit," jelas Muhammad Nazzal, anggota Biro Politik Hamas.
Diketahui, operasi pasukan khusus Israel ini terjadi sehari setelah ratusan warga sipil dipaksa oleh pasukan Israel untuk meninggalkan rumah sakit, yang mereka gunakan sebagai tempat berlindung.