Soroti Peran di Luar Gaza, Raja Yordania Abdullah II: Tidak Ada Badan PBB Bisa Melakukan Apa yang Dilakukan UNRWA
JAKARTA - Raja Yordania menyebut tidak ada badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang bisa menggantikan Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA), menyoroti peran yang tidak hanya dilakukan di Jalur Gaza saja, tetapi juga di wilayah Timur Tengah.
Berbicara dalam keterangan pers bersama Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington D.C, Raja Abdullah II mendesak dukungan berkelanjutan bagi UNRWA.
Israel menuduh 12 dari 13.000 karyawannya di Gaza terlibat dengan serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober. AS. Itu membuat para pendonor utama badan itu, seperti Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Jerman dan negara-negara donor lainnya segera menangguhkan pendanaannya.
"Tidak ada badan PBB lain yang bisa melakukan apa yang dilakukan UNRWA, membantu masyarakat Gaza melewati bencana kemanusiaan ini," katanya, melansir The Times of Israel 13 Februari.
Didirikan pada tahun 1949 setelah perang seputar berdirinya Israel, UNRWA memberikan layanan pendidikan, kesehatan dan bantuan penting kepada jutaan warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon. Di Gaza, mereka menyediakan perlindungan bagi sekitar satu juta orang yang baru mengungsi akibat konflik Israel-Hamas.
"Pekerjaannya di wilayah operasi lain, terutama di Yordania, di mana 2,3 juta orang terdaftar juga penting," jelas Raja Abdullah II.
"Sangat penting bagi UNRWA untuk terus menerima dukungan yang dibutuhkan untuk melaksanakan mandatnya," tandasnya.
Raja Abdullah II juga mengatakan, "Pembatasan terhadap bantuan darurat dan barang-barang medis menyebabkan kondisi yang tidak manusiawi."
Sebelum Raja Abdullah II, banyak tokoh dunia yang menyerukan untuk melanjutkan pendanaan bagi badan tersebut, mengingat perannya yang tidak bisa tergantikan.
Terbaru, ada diplomat tertinggi Uni Eropa Josep Borrell yang mengatakan badan itu harus tetap beroperasi, sementara tuduhan yang diarahkan ke organisasi dengan 13 ribu staf itu terkait serangan kelompok Hamas harus diverifikasi.
"Tidak ada pihak lain yang bisa melakukan apa yang dilakukan UNRWA, tuduhan perlu diverifikasi, mari kita tunggu sampai penyelidikan dilakukan," jelasnya jelang pertemuan menteri UE di Brussels, Belgia.
"Asumsi tidak bersalah berlaku untuk semua orang, kapan pun, bahkan untuk UNRWA," tegasnya.
Sementara masyarakat harus terus makan, harus terus berobat ke dokter," lanjutnya.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE tersebut mengatakan, menyingkirkan badan tersebut tidak akan membuat para pengungsi pergi.
Baca juga:
- Ingin AS dan Presiden Biden Ambil Tindakan, Diplomat Uni Eropa: Netanyahu Tidak Mendengarkan Siapa Pun
- Presiden Biden dan Raja Abdullah II Soroti Serangan Israel Terhadap Kota Rafah
- Khawatir Langgar Hukum Internasional, Pengadilan Belanda Larang Ekspor Suku Cadang Jet Tempur Siluman F-35 ke Israel
- Kecam Serangan Israel ke Rafah dan Kritik Pernyataan PM Netanyahu, Jubir Palestina: Tidak Ada Tempat Aman di Gaza
"Tidak, itu akan memperburuk situasi,” kata Borrell, dikutip dari Middle East Monitor.
Dia menunjukkan, bukan rahasia lagi bahwa pemerintah Israel ingin menyingkirkan UNRWA selama bertahun-tahun dengan keyakinan, jika badan PBB yang dibentuk khusus untuk memberikan layanan penting bagi pengungsi Palestina ditutup, para pengungsi akan hilang begitu saja.
"Anda tahu, ratusan ribu orang mendapat makanan setiap hari berkat kerja UNRWA. Dan tidak hanya di Gaza, tapi juga di Lebanon, Suriah, Yordania, dan Tepi Barat," paparnya.
"Badan ini tidak tergantikan," tandasnya.